Kotrimoksazol Meningkatkan Hasil Kehamilan pada Perempuan HIV-positif dengan Jumlah CD4 Rendah

Oleh: Reuters Health

Kotrimoksazol (kotri) sebelum melahirkan meningkatkan hasil kehamilan pada perempuan terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 di bawah 200. Hal ini menurut laporan pada The Journal of Infectious Diseases terbitan 1 Desember 2006.

“Data kami memberi kesan bahwa selain manfaat pada kesehatan pada ibu, penggunaan kotri selama kehamilan mungkin juga memberi dampak baik pada bayi, dengan mengurangi berat badan rendah saat lahir, persalinan dini, dan kematian bayi,” Dr. Louise Kuhn dari Columbia University, New York, AS mengatakan pada Reuters Health.

Dr. Kuhn dan rekan menyelidiki apakah penggunaan kotri yang dimulai selama kehamilan akan mempengaruhi hasil kelahiran pada 255 perempuan terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 yang rendah, yang sebelumnya pernah melahirkan anak tunggal yang tetap bertahan hidup. Hasil dari kehamilan sebelumnya ini dibandingkan dengan kehamilan berikut yang disertai dengan penggunaan profilaksis kotri.

Para penulis melaporkan bahwa profilaksis kotri berhubungan dengan penurunan yang bermakna dalam persentase persalinan dini, klorioamnionitis klinis, dan kematian bayi setelah kelahiran, serta kecenderungan adanya peningkatan 115g pada berat badan rata-rata saat lahir.

Dampak baik profilaksis kotri tetap bertahan setelah disesuaikan untuk tingkat Hb, kemiskinan berat, pendidikan ibu, dan usia kehamilan saat terlibat, menurut model multiple logistic regression,

Para peneliti mencatat bahwa hasil kelahiran di antara perempuan dengan jumlah CD4 lebih tinggi tidak berubah secara konsisten setelah profilkasis kotri dimulai. Namun ada kecenderungan yang tidak bermakna pada pengurangan kematian ibu dan jumlah yang dirawat inap.

“Perempuan terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 yang rendah berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, persalinan dini, dan mengalami angka kematian bayi yang tinggi,” demikian dikatakan Dr. Kuhn. “Dengan demikian, bayi dari perempuan terinfeksi HIV mengalami risiko ganda – baik infeksi HIV maupun risiko tinggi lain yang berujung pada kematian. Kotri diusulkan untuk semua orang terinfeksi HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena manfaat profilkasis yang dibuktikan terhadap angka kesakitan dan kematian.”

“Hasil ini menggairahkan, karena intervensi yang diketahui bermanfaat untuk kesehatan ibu tampaknya juga bermanfaat untuk bayi,” ditulis Dr. D. Heather Watts dan Dr. Lynne M. Mofenson dari National Institute of Child Health and Human Development, Bethesda, Maryland, AS dalam komentar terkait.

“Hanya dengan pendekatan yang menggabungkan terapi antiretroviral (ART) dan profikasis untuk infeksi oportunistik, serta terapi terus-menerus tersedia untuk perempuan pascakelahiran, kita dapat memperoleh manfaat maksimal terhadap kelangsungan hidup ibu, dan akhirnya terhadap kelangsungan hidup bayi,” tajuk rencana menyimpulkan. “Hingga pencegahan infeksi HIV pada perempuan dapat tercapai, segala upaya harus diperkuat untuk mengenal dan mengobati secara optimal perempuan terinfeksi HIV dan keluarganya.”

“Kami merasa bahwa penyelidikan tentang dampak baik kotri pada bayi juga dialami oleh perempuan hamil terinfeksi HIV yang mulai ART waktu hamil akan bermanfaat,” tambah Dr. Kuhn. “Kami juga merasa mungkin berguna untuk menyelidiki apakah dampak manfaat juga dapat dialami oleh perempuan dengan jumlah CD4 lebih tinggi dan bahkan pada perempuan tidak terinfeksi HIV dalam komunitas berisiko tinggi terhadap kelangsungan hidup bayi.”

Jika Harus Menjalani Persalinan Vacuum

Mengapa sampai terjadi persalinan dengan vacuum dan benarkah bayi yang lahir di-vacuum akan menjadi bodoh jika mereka besar nanti?

Anak jadi bodoh karena ketika lahir di-vacuum? Ah, yang benar saja! Buktinya, seperti diutarakan dr. Nanang Hasani, SpOG dari RSIA Hermina Podomoro, ketiga anaknya lahir dengan cara tersebut. “Yang sulung, sekarang sudah SMP dan ketika lulus SD ia memiliki NEM paling tingi. Kedua adiknya, selalu juara kelas.” Bodoh tidaknya anak, kata Nanang, “Bukan karena lahirnya di-vacuum, melainkan 80 persen karena faktor genetik.”

Hal senada ditegaskan dr. Kishore R.J., Sp.A. “Persalinan vacuum tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap perkembangan otak si bayi.” Sebab, jelasnya, yang ditarik di-vacuum) bukan otak bayi, melainkan kulit dan jaringan di bawah kulit kepala. “Itu pun tak akan membuat perubahan bentuk kepala,” tukasnya.

DARAH TINGGI

Tapi ngomong-ngomong apa, sih, yang disebut vacuum?. Ternyata ia merupakan alat kebidanan yang digunakan untuk melahirkan janin dengan cara melakukan tarikan pada kepala janin. Alat ini ada yang berbentuk seperti sendok.

“Persalinan dengan vacuum dilakukan bila ada indikasi pada si ibu atau si anak, maupun keduanya,” terang Nanang.

Indikasi pada ibu, misalnya, karena persalinan yang lama, ibu menderita penyakit tertentu seperti jantung, darah tinggi (hipertensi), terutama dengan kejang-kejang (pre-eklampsia). Begitu pula jika ibu memiliki bekas operasi. “Penanganannya harus lebih intensif karena sudah ada jaringan parut di rahimnya,” jelas Nanang.

Sedangkan indikasi pada anak, bila terjadi gawat janin. “Misalnya waktu diperiksa, denyut jantung janin lebih atau kurang dari normal. Normalnya, kan, 120-160/menit. Kalau lebih atau kurang dari itu, disebut gawat janin.” Bisa pula karena terjadi perbedaan variabel antara denyut yang satu dengan lainnya. Setiap menit, denyut jantung bayi diukur, semenit kemudian diistirahatkan untuk kemudian diukur kembali. “Jika pada pengukuran pertama denyutnya 140 dan kedua 120, berarti ada perbedaan besar.”

TIGA SYARAT

Kendati sudah ada indikasi, dokter tak selalu memutuskan ibu menjalani persalinan vacuum. Masih ada persyaratan lain yang harus dipenuhi. “Pertama, tak ada disproporsi kepala panggul. Artinya, panggul ibu tak sempit atau anaknya besar,” terang Nanang. Panggul yang sempit atau anak yang terlalu besar tidak memungkinkan dilakukan persalinan vacuum, karena bayi tidak mungkin “terlalu” dipaksa keluar dengan alat tersebut. Umumnya, kondisi semacam itu mengharuskan si ibu melahirkan dengan operasi Caesar.

Syarat kedua, pembukaan sudah lengkap. “Kalau belum lengkap, vacuum tak dapat dilakukan. Selain itu, bagian terbesar kepala si bayi sudah memasuki pintu atas panggul. Jadi, sudah ada di dasar panggul ibu.” Dan terakhir, ketuban negatif atau sudah pecah (tak ada lagi).

Namun begitu, persyaratan ini masih bisa diperlonggar bila memang sangat diperlukan. Misalnya, ibu atau bayi mengalami payah jantung atau terjadi kejang-kejang. “Kalau tak segera ditolong, keluhannya akan makin berat dan bisa membahayakan ibu maupun janinnya,” terang Nanang. Nah, dalam keadaan demikian, kendati pembukaannya baru 7 cm atau penurunan kepala masih sedikit di atas dasar panggul, persalinan dengan vacuum dapat dilakukan.

Idealnya, proses persalinan dengan vacuum berlangsung 20 menit. Kendati bisa juga mencapai 40 menit. Sebelum dilakukan penarikan pada kepala janin, dokter akan memeriksa ada tidaknya jaringan vagina ibu yang terjepit oleh alat vacuum. Pengecekan dilakukan dua menit setelah alat vacuum dimasukkan dan sebelum penarikan.

Bila dalam proses ternyata setelah ditarik kepala si bayi tak mau turun juga, “Penarikan harus dihentikan dan ibu harus langsung dioperasi,” jelas Nanang. Kegagalan itu, lanjutnya, bisa disebabkan oleh disproporsi kepala panggul atau janin sangat besar. “Bisa juga terjadi, di perut ibu ada tumor yang sebelumnya tidak terdeteksi.”

TAK BERDAMPAK

Persalinan vacuum tak berdampak buruk bagi ibu. “Paling-paling terjadi laserasi atau perlukaan pada jalan lahir, juga perdarahan di jalan lahir.”

Lalu apa dampak yang bakal terjadi jika bayi lahir lewat persalinan vacuum “Selama penarikan tidak dipaksa, tak ada efeknya, kok,” jelas Nanang. Setiap kelahiran, tuturnya, selalu mengandung risiko. “Pada kelahiran normal pun ada risikonya. Misalnya, kemungkinan infeksi.”

Umumnya risiko vacuum pada bayi ialah terjadinya luka atau lecet di kulit kepala. Ini pun dapat diobati dengan obat antiseptik. Bisa pula terjadi cephal hematoma atau pendarahan yang tidak keluar di antara tulang-tulang kepala, berwarna merah kebiruan. “Biasanya akan hilang sendiri setelah bayi usia seminggu.” Yang parah adalah bila terjadi pendarahan infrakranial (pendarahan dalam otak). Untungnya, kasus seperti ini jarang sekali terjadi.

Yang jelas, kata Kishore pada kesempatan terpisah, alat vacuum tak berdampak apa pun pada bayi. “Yang mempengaruhi kondisi bayi setelah kelahiran adalah proses persalinan yang lama itu tadi.” Misalnya, ibu sudah mengejan dan ketuban pun sudah pecah, tapi bayi tak jua lahir. “Sudah tentu terjadi kompresi dari pembuluh darah ibu ke bayi. Akibatnya, bayi tak mendapatkan suplai darah yang cukup sehingga ia lahir dengan kondisi asfiksia,” terang Kishore.

Tapi kondisi asfiksia ini, terangnya lebih lanjut, juga bisa dialami pada bayi dengan persalinan normal maupun operasi caesar. Asfiksia sendiri bisa diketahui dari tes Apgar yang dilakukan setelah bayi lahir. Tak ada perbedaan antara asfiksia karena vacuum maupun operasi caesar atau lahir normal. “Jadi, sama saja,” tukas Kishore.

Nah, asfiksia inilah yang bisa membuat tumbuh kembang anak terganggu. Tapi itu pun jika asfiksianya termasuk dalam kategori berat. Dampaknya, bayi mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Jika pada umumnya bayi sudah bisa tengkurap pada usia 3 bulan, sampai umur 6 bulan ia belum mampu melakukannya. Kemungkinan terburuk, bayi mengalami keterbelakangan mental. “Tapi jika asfiksianya sedang, tumbuh kembang tak akan terganggu jika cepat ditangani.”

Jadi, kalau satu saat Anda harus menjalani persalinan vacuum, Anda bisa bilang dengan suara lantang, “Di-vacuum? Siapa takut!”

Sumber : Nakita, Julie Erikania

Plus Minus Bius Epidural

Ada sebuah pilihan cara bersalin yang lebih nyaman. Namun, sebaiknya kenali lebih jauh seluk beluk bius epidural ini.

Apa sih , bius epidural itu?

Bius epidural merupakan salah satu jenis pembiusan yang banyak digunakan untuk membantu proses persalinan.

Cara pembiusannya?

Pembiusan dilakukan oleh seorang ahli anestesi setelah Anda mulai merasakan terjadinya kontraksi. Sebelumnya, Anda akan disuntik melalui vena (intravena) dengan larutan khusus sebanyak 1-2 liter untuk membantu keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemberian larutan ini akan terus berlangsung hingga proses persalinan selesai.

Selanjutnya, Anda disuruh berbaring miring sambil menekuk/melengkungkan tubuh sedemikian rupa, sehingga ruas-ruas tulang belakang Anda terbuka lebar. Caranya, pertemukan dagu dengan dada, serta dengkul Anda dengan perut.

Kemudian, obat bius akan dimasukkan menggunakan jarum suntik melalui suatu celah pada ruas tulang belakang untuk mencapai bagian yang disebut epidural. Bagian ini ada pada jalur sistem saraf pusat tulang belakang.

Sakitkah?

Ya, tentu saja Anda akan merasakan sakit yang agak menggigit saat jarum suntik menembus celah ruas tulang belakang. Bahkan ada orang yang mengalami sedikit pembengkakan pada bekas suntikan, sampai beberapa hari setelah proses persalinan selesai.

Bagi Anda yang operasi Caesar, seringkali timbul rasa seperti ada yang mengganjal di tulang belakang sampai beberapa minggu setelah persalinan. Rasa sakit ini akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Harus terus berbaringkah?

Ya! Anda harus tetap berbaring di tempat tidur sampai saat persalinan tiba. Tapi, selama menunggu, Anda diperbolehkan untuk berbaring menyamping dengan kepala lebih tinggi sekitar 30 derajat dari tubuh.

Apa yang terjadi setelah dibius?

Umumnya, 3-5 menit setelah obat disuntikkan, sistem saraf dari bagian rahim hingga jalan lahir akan mati rasa (kebas). Setelah lewat 10 menit, biasanya Anda sudah akan benar-benar mati rasa pada daerah tersebut, atau hingga seluruh bagian bawah tubuh Anda.

Apakah menghilangkan kemampuan mengejan?

Tidak! Anda tetap dapat mengejan dengan dibimbing dokter dan perawat yang membantu persalinan. Obat bius itu tidak menghambat proses persalinan. Hanya saja, Anda tidak akan merasakan nyeri luar biasa saat kontraksi semakin keras, di menit-menit terakhir sebelum si kecil lahir.

Namun, bagi Anda yang kehilangan kemampuan untuk mengejan, dokter akan membantu menggunakan forcep atau alat vakum. Sekalipun tindakan tersebut sebenarnya menambah besarnya risiko bagi bayi, tapi bila didukung oleh keterampilan dokter, maka Anda tak perlu khawatir berlebihan.

Apakah proses persalinan lebih lambat?

Ya dan tidak. Pada kasus-kasus tertentu, bius epidural menyebabkan persalinan berlangsung lebih lambat. Tapi, pada banyak kasus, justru sebaliknya. Persalinan menjadi lebih cepat karena si ibu menjadi jauh lebih rileks, karena nyaris tidak merasakan nyeri saat kontraksi berlangsung.

Obat bius masuk ke tubuh bayi?

Ya, pasti! Tapi, hanya dalam dosis sangat rendah. Sangat sedikit kasus yang dilaporkan mengenai dampak negatif dari obat bius epidural terhadap bayi yang baru dilahirkan. Hal ini biasanya terjadi pada persalinan yang berlangsung lama, misalnya karena terjadi komplikasi. Obat bius yang masuk ke dalam tubuh bayi, biasanya akan menyebabkan si bayi tampak teler atau mengantuk.

Amankah bius epidural?

Bius epidural merupakan jenis pembiusan yang relatif aman bagi ibu, dan juga bayinya. Walau demikian, kemungkinan adanya risiko atau dampak negatif tetap ada, mengingat begitu banyak faktor yang ikut terlibat. Sekali lagi, human error maupun risiko tak terduga tetap ada.

Apa saja risiko itu?

Risiko yang paling sering terjadi adalah penurunan tekanan darah ibu secara mendadak. Keadaan ini dapat membahayakan, baik bagi ibu maupun bayinya. Kemungkinan terjadinya risiko ini hanya 1-2%.

Selain itu, ada sejumlah risiko dari bius epidural yang dilaporkan oleh Vicki Elson, CCE, yang dimuat dalam Obstetric and Gynecology Journal edisi Oktober 1992. Antara lain:

Bagi ibu (untuk waktu pendek):

• Mual, muntah-muntah, menggigil.
• Merasa kehilangan emosi.
• Gangguan pada sistem pernapasan.
• Kejang-kejang.
• Pusing.

Bagi ibu (untuk waktu panjang):

• Komplikasi sistem saraf.
• Sakit pada bagian belakang tubuh (bisa menahun).
• Kehilangan kontrol untuk buang air kecil maupun air besar.
• Kehilangan sensasi pada bagian perinium (daerah antara vagina dan anus) dan fungsi seks.
• Terus-menerus merasa seperti tertusuk jarum.

Bagi bayi:

• Keracunan obat bius.
• Stres dan depresi.
• Teler saat dilahirkan.
• Kehilangan atau kurang refleks untuk mengisap puting.
• Demam karena mengalami penurunan suhu tubuh.
• Kekuatan dan kemampuan gerak otot tubuhnya kurang baik pada jam-jam pertama setelah dilahirkan.
• Hiperaktif sampai umur sekitar 7 tahun.

Benarkah menyebabkan kelumpuhan pada ibu?

Tidak juga. Angka kejadian itu amat sangat jarang, meski kemungkinannya tetap ada. Apabila Anda merasa ngeri, sebaiknya Anda memilih pembiusan umum biasa. Karena, bius epidural sebenarnya lebih ditujukan bagi mereka yang harus operasi Caesar.

Siapa saja yang tidak dianjurkan?

Mereka yang pernah mengalami luka, pernah operasi, atau memiliki gangguan pada bagian belakang tubuhnya, khususnya pada tulang belakangnya, sebaiknya membuang jauh-jauh keinginan untuk bersalin dengan cara ini. Juga, mereka yang menderita gangguan pada fungsi jantung serta kelainan darah, dan mereka yang alergi terhadap senyawa jenis kein , seperti kokain. Karena, sebagian besar jenis obat yang digunakan dalam pembiusan merupakan senyawa jenis kein .

Sri Lestariningsih, AyahBunda

Kesehatan mulut ibu hamil pengaruhi perkembangan janin

Asupan gizi bagi ibu hamil harus dibarengi dengan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal itu disebabkan gangguan yang terjadi pada organ tersebut akan menyebabkan proses pengolahan makanan dalam lambung menjadi tidak optimal sehingga bisa berdampak kepada kekurangan nutrisi bagi anak yang dikandungnya.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Emmyr F. Moes, kesehatan gigi dan mulut juga sangat penting untuk diperhatikan karena dapat berpotensi menjadi vocational infection. Artinya infeksi yang terjadi pada organ gigi dapat menular kepada anak yang dikandungnya.

“Hal ini disebabkan sistem jaringan syaraf gigi yang sangat sensitif dan terhubung dengan organ-organ tubuh yang lain secara aktif. Kesehatan gigi dan mulut harus menjadi perhatian kita bersama, baik pemerintah maupun swasta. PDGI menyatakan perlunya dorongan pemerintah untuk mewujudkan Penatalaksanaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil untuk menunjang tumbuh kembang anak Secara maksimal,” katanya saat menjelaskan Peringatan HUT PDGI ke-57 dan Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kesehatan Gigi Terapan Klinik di Jakarta, Jumat [5/1].

Menurutmya, PDGI sebagai mitra pemerintah memiliki kewajiban moral untuk dapat bersama-sama membangun SDM nasional yang berkualitas, berguna dan berdaya saing tinggi. Apalagi kesehatan adalah hak setiap warga negara, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

“Karena itu pembangunaan sektor kesehatan harus direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu dan merata untuk dapat memenuhi hak tersebut di atas. Pembangunan sektor kesehatan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang sehat dan siap membangun bangsa ini,” jelanya.

Dalam pembangunan nasional, tambahnya, dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh, mandiri dan berkualitas. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah bagian terpenting dari segala macam bentuk pembangunan, baik skala makro maupun mikro. SDM harus dipandang sebagai aset yang harus selalu dirawat/dijaga dan dipersiapkan sebaik mungkin sehingga dapat menjadi komponen kritis dalam menggerakkan sumber daya yang lainnya.

“Kesehatan menduduki posisi yang strategis dalam pembangunan nasional. Sebab, penduduk yang sehat tidak hanya akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi juga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk. Untuk itu Penyelenggaraan program yang menunjang peningkatan kualitas kesehatan SDM nasional harus dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta,” katanya.

Menurut Emmyr, pemerintah harus dapat memaksimalkan peran-peran setiap komponen pembangunan kesehatan menjadi suatu sistem yang bersinergi secara optimal. Komponen-komponen strategis yang harus menjadi perhatian pemerintah di antaranya adalah provider pelayanan kesehatan baik itu dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan lain-lain.

“Untuk menghasilkan SDM berkualitas harus diawali dengan memperhatikan tumbuh kembang anak supaya maksimal. Hal ini karena proses pembentukan potensi kecerdasan dan kemampuan fisik manusia 90 persen terjadi sejak masa kandungan sampai anak berusia 5 tahun. Hal ini disebabkan masa tersebut adalah saat yang paling penting dalam proses pembentukan sel-sel syaraf dan pertumbuhan otak,” jelasnya.

Menurut Ketua Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kesehatan Gigi Terapan Klinik, Heriandi, untuk menunjang maksimalisasi pertumbuhan sel-sel syaraf dan pertumbuhan otak anak, maka perhatian program pemerintah harus dimulai sejak anak masih dalam kandungan. “Kondisi intake makanan ibu hamil sangat berpengaruh besar kepada asupan nutrisi anak yang dikandungnya,” jelasnya.

Sumber : Harian Terbit

Uji Ultrasonografi (USG)

Uji ultrasonografi (USG) adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk memindai perut dan rongga rahim, menghasilkan suatu citra (sonogram) dari bayi dan plasenta. Meskipun istilah ultrasonografi dan sonogram secara teknis berbeda, istilah ini digunakan bergantian dan merujuk ke hal yang sama.

Jenis Ultrasonografi

Pada dasarnya ada tujuh uji USG namun pada proses utamanya sama. Ketujuh tipe prosedur tersebut adalah:

Pindai Transvaginal: Sebuah alat pemindai yang dirancang khusus digunakan di dalam vagina untuk menghasilkan citra sonogram. Paling sering digunakan di masa awal kehamilan.

Ultrasonografi standar: Uji USG umum yang menggunakan sebuah pemindai untuk menghasilkan citra dua dimensi dari janin yang berkembang.

Ultrasonografi lanjutan: Uji ini mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan untuk memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan yang lebih canggih

USG Doppler: Prosedur pencitraan ini mengukur perubahan pada frekuensi gelombang ultrasonografi saat dipantulkan obyek bergerak, seperti sel darah.

USG 3-D: Dilakukan dengan menggunakan pemindai yang dirancang khusus dan piranti lunak untuk menghasilkan citra tiga dimensi dari janin yang sedang berkembang.

USG 3-D dinamis atau 4-D: Dilakukan dengan pemindai yang dirancang khusus untuk melihat wajah dan pergerakan bayi sebelum kelahiran.

Echokardiografi Janin: Menggunakan gelombang suara ultra untuk mengetahui fungsi dan anatomi jantung bayi. Ini digunakan untuk membantu pemeriksaan dugaan cacat jantung kongenital.

Bagaimana Uji USG dilakukan?

Untuk uji USG pada perut, prosedur yang umum dilakukan adalah Anda akan diminta untuk menurunkan celana/rok Anda hingga pangkal paha. Kemudian gel dingin, sebagai konduktor gelombang suara, akan dioleskan di atas perut Anda. Dokter/bidan Anda akan menggunakan suatu alat untuk menghasilkan gelombang suara ke dalam rahim. Alat tersebut digerakkan perlahan di atas perut Anda. Gelombang suara dipantulkan oleh tulang dan jaringan tubuh kembali ke alat pemindai sebagai sinyal listrik untuk menghasilkan citra berwarna hitam dan putih dari si janin. Anda biasanya akan diminta untuk tidak buang air kecil dulu agar dapat melihat rahim dan bayi Anda dengan lebih baik.

Kapan uji USG dilakukan?

Uji USG dapat dilakukan kapan saja selama masa kehamilan dan hasilnya dapat langsung dilihat pada layar selama uji ini dilakukan. Pemindaian transvaginal dapat digunakan di awal kehamilan untuk mendiagnose kemungkinan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) atau hamil anggur. Hampir tidak mungkin untuk melihat apa-apa jika kadar hCG pada saat kehamilan mencapai 1500- 2000 mIU.

Uji USG Doppler dapat menangkap detak jantung setidaknya pada 6 minggu awal, namun akan terlihat jelas pada usia tujuh minggu.

Tidak ada rekomendasi tertentu mengenai jumlah uji USG. Ada yang menjadwalkan uji USG setiap tujuh minggu, ada pula yang melakukan uji ini di awal kehamilan antara 6 sampai 10 minggu dan dilakukan lagi pada usia 20 minggu. Uji USG tambahan akan dilakukan secara terpisah jika dicurigai ada permasalahan yang berhubungan dengan kehamilan Anda.

Bagaimana Hasil Uji USG Diberikan?

Tergantung dari peruntukan uji USG itu sendiri. Biasanya dokter/bidan Anda akan menjelaskan hasil uji USG kepada Anda.

Apa yang Dicari Saat Uji USG?

Uji USG adalah prosedur diagnose yang mendeteksi atau membantu mendeteksi ketidaknormalan dan kondisi yang berhubungan dengan kehamilan. Uji USG biasanya digabungkan dengan uji lainnya, seperti tes triple, amniocentesis, atau sampel chorionic villus¸untuk memvalidasi sebuah diagnose. Uji USG digunakan selama masa kehamilan untuk alasan berikut ini:

· Trimester Pertama

  • Meyakinkan kemungkinan kehamilan
  • Meyakinkan detak jantung
  • Mengukur usia perkembangan atau panjang crown-rump
  • Meyakinkan adanya hamil ektopik (hamil di luar rahim) atau hamil anggur
  • Menguji perkembangan yang tidak normal

· Trimester Kedua

  • Diagnose cacat pada janin
  • Minggu ke-13 - ke14 untuk karakteristik kemungkinan sindrom Down
  • Minggu ke-18 ke-20 untuk cacat kongenital
  • Cacat struktural
  • Meyakinkan kehamilan kembar
  • Meyakinkan tanggal dan pertumbuhan
  • Meyakinkan kematian dalan rahim
  • Mengidentifikasi hydramnios atau oligohydramnios – air ketuban yang kurang atau berlebihan
  • Menentukan jenis kelamin bayi

· Trimester Ketiga

  • Mengidentifikasi lokasi janin
  • Meyakinkan kematian dalam rahim
  • Mengobservasi kehadiran janin
  • Mengobservasi gerakan janin
  • Mengidentifikasi ketidaknormalan panggul dan uterine sang ibu selama masa kehamilan

Apakah Resiko dan Dampak Samping Bagi Ibu atau Bayi?

Uji USG adalah uji non-invasive yang tidak menimbulkan resiko pada ibu atau perkembangan janin.

Tanya Jawab Umum Tentang Uji USG

Jika uji USG dilakukan pada minggu ke-6 atau ke-7 dan detak jantung tidak terdeteksi, apakah ini berarti ada masalah?

Tidak, ini belum tentu ada masalah. Detak jantung dapat saja tidak terdeteksi untuk alasan seperti rahim menyempit, perut yang lebih besar, atau penanggalan yang tidak tepat dengan periode haid terakhir. Detak jantung dapat dideteksi paling baik dengan uji USG transvaginal di awal kehamilan. Biasanya kekhawatiran timbul jika tidak ada aktivitas jantung pada embrio dengan panjang crown-rump lebih panjang dari 5 mm. Selama uji USG pada minggu ke-6, dokter/bidan akan mulai khawatir jika tidak ada perkembangan kantung rahim,

Seakurat bagaimana uji USG dalam menghitung usia perkembangan? Dokter/bidan Anda akan menggunakan kadar hormon dalam darah Anda, tanggal haid terakhir Anda, dan hasil uji USG untuk mendapatkan usia perkembangan perkiraan. Walaupun demikian, variasi siklus haid tiap wanita dan setiap kehamilan dapat mempengaruhi keakuratan dalam memperkirakan usia perkembangan yang pasti.

Mengapa beberapa dokter/bidan berbeda dalam menjadwalkan uji USG?

Rata-rata kebanyakan dokter menjadwalkan uji USG setiap 7 minggu. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan usia perkembangan, kemungkinan resiko komplikasi atau kesehatan, maka akan dijadwalkan uji USG yang lebih sering. Beberapa dokter/bidan mungkin hanya menjadwalkan 2 kali uji USG, yang sekali antara minggu ke-6 dan ke-10 serta yang kedua sekitar minggu ke-20, karena kebanyakan informasi yang diperlukan untuk perawatan pra kelahiran yang efektif dapat diperoleh melalui uji ini.

Seakurat apa uji USG dalam menentukan tanggal pembuahan untuk menentukan kehamilan?

Dokter/bidan Anda akan menggunakan kadar hormon dalam darah Anda, tanggal haid terakhir Anda, dan hasil uji USG untuk mendapatkan tanggal pembuahan. Namun banyaknya perbedaan pada siklus haid tiap wanita dapat mempengaruhi keakuratan dalam memperoleh tanggal pembuahan yang pasti. Demikian juga halnya dengan kemampuan sperma, yang berarti hubungan seks yang dilakukan tiga hingga lima hari sebelum ovulasi dapat menghasilkan pembuahan. Uji USG untuk menentukan tanggal pembuahan sebaiknya tidak digunakan untuk menentukan kehamilan kecuali jarak waktu antara haid terakhir dan hubungan seks setidaknya dua minggu.

Kapan uji USG dapat menentukan jenis kelamin bayi?

Jenis kelamin bayi dapat mulai diketahui antara minggu ke-18 dan 20. Keakuratan meningkat saat observasi dilakukan berdasarkan alat kelamin laki-laki karena lebih jelas terlihat. Walaupun demikian, bisa saja ini meleset!

Apakah uji USG perlu dilakukan sebagai bagian dari perawatan pra kehamilan?

Prosedur uji USG adalah bagian dari rutinitas perawatan pra kelahiran dan memberikan informasi penting yang diperlukan dokter/bidan untuk memberikan perawatan yang optimal. Seperti telah dibahas di atas, uji USG memungkinkan dokter/bidan untuk memastikan perkembangan yang normal dan juga memberikan diagnose kemungkinan masalah. Karena tidak ada resiko yang ditimbulkan pada Anda dan perkembangan janin, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan teknologi uji USG.

Apa yang harus diperbuat setelah melakukan uji USG?

Tergantung dari alasan melakukan uji USG. Kehamilan di luar rahim akan ditangani secara berbeda dibandingkan dengan jika alasannya adalah menentukan tanggal kehamilan. (LR)

Sumber:

http://www.americanpregnancy.org/prenataltesting/ultrasound.html

Rokok Akibatkan Keguguran

Anak terlahir sempurna dambaan tiap keluarga. Namun terkadang harapan itu tak sesuai dengan kenyataan. Bayi yang ditunggu-tunggu ternyata lahir dalam kondisi kurang sempurna atau cacat. Menurut dokter spesialis anak, dr. Putu Siadi Purniti Sp.A, tumbuh kembang janin dimulai sejak pembuahan atau konsepsi, yakni ketika bertemunya sel telur dan sperma, hingga terbentuklah janin.

Perkembangan janin dalam rahim ibu perlu mendapat perhatian khusus. Jika tak diindahkan, perkembangan bayi tak maksimal, seperti lahir cacat, berat badan rendah, hingga kematian. Beberapa faktor yang bisa memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan di antaranya, gizi ibu saat mengandung. “Gizi harus diperhatikan, agar bayi yang dilahirkan memiliki berat badan cukup. Selain itu dengan asupan gizi, tumbuh kembang bayi kelak tak terhambat,” jelasnya.

Kekurangan gizi pada ibu hamil sering terjadi saat kehamilan 0-3 bulan (masa ngidam). Pada masa ini, makanan yang masuk dalam tubuh ibu dirasakan tak enak, sehingga perut terasa mual dan muntah. Perhatian suami harus intensif.

Faktor lain yang menyebabkan bayi lahir tak normal adalah infeksi yang sering menyerang ibu hamil, seperti infeksi torch. Biasanya, torch sering dialami ibu hamil saat menginjak trimester pertama kehamilan. Penyakit ini dapat mengakibatkan cacat bawaan. “Torch (T adalah toksoplasmosis) merupakan protozoa sistemik yang disebabkan Toxoplasma Gondii, yang menyerang manusia, binatang menyusui dan burung,” ungkap Siadi.

Infeksi toxoplasma pada trimester pertama kehamilan dapat berpengaruh 17% pada janin, akibatnya bayi mengalami abortus, cacat bawaan, maupun kematian bayi dalam kandungan, risiko gangguan perkembangan susunan saraf serta retardasi mental. Sedang huruf O dalam torch berarti other yang merupakan penyakit lain seperti sifilis dan HIV AIDS. R berarti rubela atau biasa disebut campak Jerman. Penyakit ini menyebabkan kelainan bawaan dan kematian pada janin di dalam kandungan. C adalah cytomegalovirus.

Penularan infeksi yang satu ini melalui sekresi maupun ekskresi tubuh yang terinfeksi baik itu melalui urin, ludah maupun melalui air susu ibu. Infeksi ini menyebabkan sindrom berat badan lahir rendah, kepala kecil, retardasi mental dan pembesaran hati maupun ginjal. Sedangkan huruf H dalam torch berarti herpes. Ukuran berat badan bayi saat dilahirkan normal dengan ukuran 2,5 kg-4 kg. Jika kurang, komplikasi penyakit mudah menyerang. Jika berat badan lebih dari normal, penyakit akibat diabetes militus yang menyerang si ibu, berisiko terhadap kondisi bayi.

Selain faktor tersebut, kebiasaan buruk ibu seperti merokok, mengonsumsi narkoba, alkohol juga berdampak tak baik bagi janin dalam kandungan. Seorang ibu hamil juga perlu menghindari stres, karena kondisi psikologis ibu sangat berpengaruh terhadap janin dalam kandungan. Berbagai penelitian menunjukkan, rokok dan alkohol bisa mengakibatkan keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, serta cacat maupun kematian.

Karena itu wanita hamil sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok. “Bahkan ketika tengah merencanakan kehamilan pun, merokok sebaiknya tak lagi dilakukan. Hal itu tak hanya dilakukan sang ibu, namun suami pun sebaiknya tak merokok, untuk menghindari terkena dampak merokok pasif,” tuturnya. Untuk menghindari berbagai kelainan atau pun penyakit yang dialami janin dalam kandungan, sejak dini para ibu hamil hendaknya melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan untuk memperoleh informasi yang benar bagaimana merawat janin dalam kandungan. “Hal ini dimaksudkan agar bayi yang dilahirkan nantinya sempurna. Kelahiran bayi pun diharapkan melalui jasa bidan atau dokter, jangan dukun, hal ini untuk menghindari terjadinya komplikasi,” tegasnya

Sumber : arixs, Tokoh.

Penelitian meneliti dampak menyusui terhadap viral load HIV

Oleh: The Kaiser Daily HIV/AIDS Report

“Pengembangan penyakit HIV pada ibu menyusui dan tidak menyusui (memilih susu formula untuk bayinya): Perbandingan prospektif T-Cell subsets selama dua tahun, Tingkat RNA HIV dan Angka kematian.” Jurnal Penyakit Infeksi: Phelgona Otieno dari Pusat Penelitian Klinis di Kenya Medical Research Institute mengamati 296 ibu hamil yang HIV-positif di Nairobi, Kenya sejak Oktober 2000 hingga Juni 2005. Seluruh perempuan ini menerima penogbatan antiretroviral AZT jangka pendek dan perawatan standar pralahir untuk mengurangi risiko penularan HIV ibu-ke-bayi. Para peneliti mengukur berat badan, lingkar lengan atas serta jumlah CD4 dan viral load pada bulan ke satu, tiga, enam, sembilan, 12, 18, dan 24 setelah melahirkan.

Sembilan puluh delapan perempuan memilih memberi susu formula dan 198 memilih menyusui bayi mereka. Berdasarkan penelitian ini, indeks massa tubuh (BMI) menurun lebih cepat pada ibu menyusui dibandingkan dengan yang memberi susu formula. Para peneliti menambahkan bahwa viral load HIV dan angka kematian tidak berbeda secara bermakna antara kedua kelompok perempuan tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa menyusui terkait dengan sedikit penurunan jumlah CD4 dan BMI pada perempuan. Viral load HIV dan angka kematian pada ibu menyusui tidak lebih tinggi di antara ibu yang menyusui, “yang memberi kesan bahwa sedikit dampak buruk pada ibu menyusui yang menerima perawatan lanjutan untuk infeksi HIV,” menurut para peneliti (Otieno dan rekan, Journal of Infectious Diseases, Januari 2007).

Solusi untuk Kaki Bengkak Saat Hamil

Bengkak kaki merupakan problem yang lazim terjadi pada perempuan yang sedang berbadan dua. Wanita yang sedang hamil umumnya mengalami perubahan berat badan yang signifikan. Berat badan bertambah kurang lebih 11-15 kg. Pertambahan ini otomatis akan mempengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan.

Kaki menanggung beban tubuh yang paling berat selama hamil. Karenanya berbagai gangguan sering terjadi pada anggota tubuh ini. Salah satunya adalah kaki bengkak.

Pembengkakan ada kaki dapat diketahui dari pemakaian sepatu yang terasa sempit, dan dari bentuk kaki yang lebih besar dari biasanya. Makanya saat hamil nomor sepatu atau sandal Anda bertambah.
Lantas, bagaimana cara mengatasi kaki bengkak? Ini dia:

  1. Bila sedang berbaring, letakkan kaki di atas tumpukan bantal kecil. Sebaiknya Anda tidak berbaring pada satu posisi. Berbaring pada posisi yang berlainan dapat mengurangi tekanan pada pembuluh-pembuluh darah.
  2. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Usahakan memperbanyak gerak, agar sirkulasi darah lancar. Latihan yang baik adalah jalan kaki dan senam secara teratur.
  3. Kenakan sepatu bersol rendah agar Anda tidak mudah kehilangan keseimbangan, sikap tubuh terjaga.
  4. Istirahat teratur. Luangkan waktu sekitar 15 menit untuk mengistirahatkan seluruh anggota tubuh, serta melancarkan peredaran darah.
  5. Perhatikan asupan makanan. Sebaiknya mengurangi konsumsi garam secara berlebihan, karena dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Jika wanita hamil terkena tekanan darah tinggi, maka otomatis kaki akan bengkak.
  6. Manjakan Kaki. Ada dua cara untuk memanjakan kaki selama hamil, yaitu siramlah kaki dengan air dingin. Mulailah dari telapak kaki, lutut, paha hingga pantat. Kemudian lakukan penyiraman dari atas ke bawah. Ulangi gerakan tersebut selama beberapa menit sambil mengerak-gerakkan jari kaki Anda. Setelah itu rendam kaki dalam air hangat yang dicampur dengan garam atau jeruk nipis. Upaya memanjakan kaki lainnya adalah dengan cara memijatnya dan tekan-tekanlah telapak kaki dengan menggunakan baby oil atau baby lotion setiap pagi dan malam. Kedua cara ini efektif mencegah kaki menjadi bengkak, juga menjaga kesehatan dan keindahan kaki Anda selama hamil.
  7. Ask the doctor. Jika Anda mengalami pembengkakan pada pagi hari atau berat badan Anda bertambah lebih dari 1 kg setiap minggu pada pertengahan kehamilan, waspadalah. Karena ini bisa jadi merupakan tanda-tanda terjadinya keracunan kehamilan. Segera periksakan ke dokter!

sumber : hanyawanita.com

Pentingnya Perawatan Gigi Pada (Calon) Ibu Hamil

Anda berencana segera hamil dalam waktu dekat? Hmmm, sebaiknya cek ke dokter gigi, apakah semuanya baik-baik saja. Jika ada gangguan, biar dapat segera tertangani dan tak menjadi ganjalan pada masa kehamilan.

Pasalnya, ibu hamil yang mengalami sakit gigi kronis atau berat berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) karena pertumbuhannya terganggu, demikian menurut Heather Jaret, dari University of North Carolina di Chapel Hill, Amerika Serikat dalam presentasinya di Asosiasi Internasional untuk penelitian gigi. Sementara Dr. Steven Offenbacher, Direktur Center of Oral and Systemic Diseases di Universitas yang sama menjelaskan bahwa risiko tersebut sama kuatnya dengan risiko akibat merokok atau pemakaian alkohol.

Para ahli mencari hubungan antara penyaki di gusi dengan bayi beral lahir rendah, dengan melihat kejadian selama 5-6 tahun belakangan. Penelitian dilakukan dengan memeriksa kesehatan gigi dan mulut pada 850 wanita hamil, dengan usia dua puluh tahunan, sebelum usia kehamilan 26 minggu. Setelah itu diperiksa kembali dalam waktu 48 jam setelah persalinan.

Penelitian ini juga memperhitungkan kontrol dan berbagai risiko, seperti umur, status merokoknya serta persalinan dini yang pernah dialami sebelumnya.

Penelitian itu menemukan bahwa peningkatan risiko dari bayi berat lahir rendah dan hambatan pertumbuhan janin terlihat kurang jika gangguan di gigi dan gusi memang ringan. Risiko itu menjadi signifikan jika penyakit giginya lebih berat.

Hubungan langsung antara penyakit gusi dan gigi mempengaruhi bayi memang belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan hal ini berhubungan dengan adanya respons terhadap bengkaknya gusi. Juga belum ada penelitian untuk membuktikan bahwa perawatan penyakit pada gusi dapat mengurangi efek negatif pada janin. Sekalipun begitu, dengan penelitian ini sebaiknya kita lebih memperhatikan kesehatan mulut dan gigi selama kehamilan berlangsung.

Nah, jangan sepelekan keluhan gigi, sekalipun ’hanya’ gigi yang terasa nyeri atau berlubang…

Sumber : hanyawanita

Ibu Hamil Tak Harus Ngemil

Porsi makan wanita berbadan dua alias sedang mengandung biasanya lebih besar daripada wanita berbadan satu. Mestinya memang bukan asal makan, melainkan memperhatikan mutu dan komposisi zat-zat gizi yang terkandung dalam makanannya. Ibu hamil tak harus ngemil, cukup mengikuti pola konsumsi seperti sajian berikut ini.

Kehamilan merupakan saat yang membahagiakan karena akan ada anggota baru di dalam sebuah keluarga. Karena itu, kerap kali ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk menyantap makanan dalam porsi yang berlebih. Artinya, makan lebih banyak dibandingkan dengan ketika belum mengandung. Alasannya, ibu hamil tidak hanya makan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin dalam kandungannya.

Betul sekali. Namun, sebenarnya, penekanan pada jumlah atau kuantitas itu kurang tepat. Yang lebih ditekankan mestinya kualitas ataupun komposisi zat-zat gizi, sebab faktor ini lebih efektif dan fungsional untuk kesehatan ibu maupun pertumbuhan janinnya.

Setiap tahap berbeda
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin.

Masa kehamilan ibu dibagi dalam tiga tahapan atau trimester. Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1 - 3 bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil.

Pada tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang sering. Jika diperlukan, bisa juga mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin. Namun, hal itu perlu konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.

Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui nanti.

Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 - 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.

Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada formula “4 sehat 5 sempurna”, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan.

Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.

Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:

1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.


Zat-zat gizi penting

Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:

1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.

Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain :
1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
* Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
* Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
* Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

(Trisno Haryanto, ahli gizi dan dietetik, lulusan Akademi Gizi, Malang)

Bahan Makanan Pereda Keluhan Saat Hamil

Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare, atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut. Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahal…asupan nutrisi selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho.

Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare, atau bahkan kesulitan buang air besar.

Seringkali selera makan turut serta menyurut seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut. Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahal…asupan nutrisi selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho.

Oleh karena itu, berikut ini kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil beserta resep praktis untuk mengatasinya:

- Munculnya rasa mual pada pagi hari

Cobalah untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan berlemak, termasuk gorengan.

- Kesulitan buang air besar

Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari.

- Diare

Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel, pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang.

- Jantung berdebar

Makanlah dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein.

Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat…?

Jadi… silahkan mencoba! Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda…

Sumber : Info Bunda by Nutricia

Ibu Stres, Janin Tak Berkembang

Perempuan hamil yang menderita depresi klinis atau serangan stres yang ekstrim membutuhkan perawatan medis ekstra. Sebab, kondisi psikologis ibu hamil sangat mempengaruhi perkembangan janinnya. Demikian ungkap Dr. Miguel A. Diego, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami, Amerika Serikat.

“Hasil penelitian yang muat dalam Psychosomatic Medicine Journal ini mengungkapkan bahwa ukuran bayi yang dilahirkan seorang ibu yang sedang stres atau depresi cenderung lebih kecil, baik berat badan maupun panjang tubuhnya dibandingkan bayi yang dilahirkan dari ibu yang tidak mengalami stres,” demikian tulis reuters.com.

Dr. Miguel A. Diego dan timnya menemukan bahwa hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenalin saat stres menjadi faktor penyebabnya. Dr. Miguel A. Diego menggunakan alat ukur ultrasonografi (USG) untuk melihat perkembangan janin dalam kandungan 98 perempuan pada usia kehamilan 16 hingga 29 minggu. Mereka mengukur level hormon dan melakukan evaluasi keseluruhan untuk mengukur tingkat stres ibu. Semakin berat tekanan yang dialami ibu hamil, semakin kecil kemungkinan bayi untuk berkembang. Analisa statistik menunjukkan bahwa kadar hormon kortisol yang tinggi sebanding dengan stres yang dialami dan berat tubuh yang turun.

Untuk mengatasi stres pada ibu hamil, dibutuhkan terapi psikologi atau dukungan sosial yang baik. Sebab pengaruh penggunaan obat-obatan antistres untuk perempuan hamil juga masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan ahli kesehatan. “Selain Janin tidak berkembang, stres pada perempuan hamil dapat memicu kelahiran prematur,” ujar Dr. Miguel A. Diego.

Sumber : Connectique

Cegah Keguguran Berulang dengan Imunisasi Lekosit Suami

Buah hati tak kunjung datang padahal suami-istri dinyatakan normal? Jangan putus asa. Lakukan pemeriksaan darah pada calon ibu untuk mengetahui kadar antibodi antispermatozoa.

Tingginya kadar antibodi antispermatozoa membuat tubuh ibu menolak spermatozoa suami yang dianggap sebagai benda asing. Alhasil, pembuahan yang diharapkan pun tak kunjung berhasil. Sebenarnya obat-obatan yang tergolong imunosupressor dapat berfungsi menurunkan antibodi antispermatozoa. Namun kelemahannya, semua sistem antibodi yang terdapat dalam tubuh juga ditekan. Padahal yang dibutuhkan sesungguhnya hanya menurunkan antibodi antispermatozoa.

Untuk mengatasi itu, dr. H. Indra G. Mansur DHES, Sp.And., pada sekitar tahun 1998 telah mengembangkan PLI (Paternal Leukocyte Immunization) atau imunisasi lekosit suami di Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah (Pondok Kelapa), Klinik Sam Marie (Kebayoran Baru dan Pondok Bambu), dan Klinik Budhi Jaya (Tebet). PLI merupakan suatu bentuk terapi imunologi yang disebut imuno terapi dengan menggunakan sel imuno kompeten atau sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Pada PLI yang dimanfaatkan adalah sel darah putih (lekosit) suami. Menurut Indra, ada beberapa keuntungan lebih yang didapat dari PLI ketimbang obat-obatan imunosupressor, yaitu lebih baik dan lebih selektif, tidak menurunkan sistem imun tubuh secara keseluruhan, dan hanya menurunkan kadar antibodi antispermatozoa terhadap spermatozoa suami.

Siapa saja yang membutuhkan PLI? Pertama, pasangan suami-istri infertil, baik yang primer (sama sekali belum punya anak), maupun yang sekunder (pernah punya anak tapi mengalami kesulitan untuk memiliki anak berikutnya). Kedua, pasangan suami istri dengan riwayat keguguran berulang (2 kali atau lebih). Ketiga, pasangan suami istri dengan riwayat kehamilan tidak berkembang atau hamil nir-mudigah.

KASUS INFERTIL

Sesungguhnya tubuh manusia memiliki sistem kekebalan yang akan menolak segala sesuatu dari luar. Virus, bakteri, termasuk sperma merupakan benda asing bagi tubuh. Namun, penolakan ini ada yang bisa ditoleransi (fetomaternal toleransi) dan ada yang tidak. Pada ibu dengan kemampuan toleransi yang baik maka sel telurnya dapat dengan mudah bertemu sperma sehingga terjadilah pembuahan. Sebaliknya, tubuh yang tidak memiliki kemampuan toleransi baik (memiliki antibodi antispermatozoa yang tinggi) akan menolak setiap sperma yang masuk.

Nah, untuk meningkatkan kemampuan toleransi itulah PLI diberikan sebelum konsepsi berlangsung. Dari situ diharapkan antibodi antispermatozoa dalam tubuh ibu akan mencapai batas normal dan tidak menolak lagi sperma suami. Pemberian terapi minimal 3 kali dengan jarak 3 sampai 4 minggu. Serum yang berisi sel darah putih suami akan disuntikkan di bagian bawah kulit ibu. Setelah terapi, pasien disarankan untuk melakukan penilaian ulang uji imunoandrologi. Bila hasilnya telah mencapai batas normal maka tidak perlu dilakukan terapi kembali. Jika belum, dapat dilakukan terapi ulangan hingga mencapai batas normal.

KEGUGURAN BERULANG

Manfaat PLI ini juga dapat dirasakan ibu yang kerap mengalami keguguran berulang atau kehamilan tidak berkembang. Itu karena fungsi lain PLI adalah meningkatkan antibodi penghambat (blocking antibody) pada tubuh ibu. Antibodi penghambat yang terbentuk saat hasil pembuahan melakukan kontak dengan darah ibu berguna untuk melindungi janin terutama pada trimester pertama atau usia 12 minggu kehamilan. Nah, ibu dengan antibodi penghambat yang rendah akan berisiko mengalami keguguran atau janin tidak berkembang (cacat) karena tubuhnya tidak dapat melindungi janin dengan baik.

Untuk kasus seperti ini, tutur Indra, maka terapi PLI akan diberikan setelah terjadi konsepsi hingga usia kehamilan 12 minggu. Tujuannya untuk meningkatkan antibodi penghambat sehingga memperkecil risiko keguguran atau kehamilan tidak berkembang.

YANG PERLU DICERMATI

Sebelum PLI dilaksanakan ada beberapa saran yang diberikan Indra:

* Sebelum dilakukan pengambilan sel darah putih, kondisi suami harus benar-benar dalam keadaan sehat. Suami hendaknya sudah melakukan uji pra-ILS (untuk memastikan bebas HIV, hepatitis, dan penyakit menular lain). Jadi kondisi fisiknya memang benar-benar sehat.

* Bagi ibu, sebelum pelaksanaan terapi, hindari makanan yang dapat menyebabkan alergi, seperti golongan makanan seafood. Ini perlu meski ibu tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan karena dikhawatirkan dapat menyebabkan kegagalan imunisasi.

HINDARI MENIKAH DENGAN SAUDARA DEKAT

Nasihat untuk tidak menikahi saudara dekat karena dikhawatirkan akan memiliki anak cacat ternyata benar adanya. Menurut Indra, makin jauh hubungan darah antara suami dan istri maka antibodi penghambat (blocking antibody) yang terbentuk kala ibu hamil akan semakin meningkat. Sebaliknya, bila hubungan darah antara suami dan istri dekat, maka antibodi penghambat yang terbentuk pada saat hamil akan rendah.

Utami Sri Rahayu. Tabloid Nakita

Ibu Hamil, Hindari Ini!

Zat kimia dan jasad renik dalam produk-produk rumah tangga dan makanan memang bisa saja jadi musuh janin. Asal patuh pada rambu-rambunya, janin Anda tetap bisa selamat kok.

Terpaparnya tubuh dengan berbagai zat kimia dan jasad renik memang bisa terjadi melalui berbagai cara. Misalnya, terhirup lewat udara, terserap lewat kulit atau mata, bahkan bisa juga tertelan.

Dan, dari www.marchofdimes.com disebutkan, ada lebih dari 4 juta jenis zat kimia yang digunakan di lingkungan rumah dengan informasi yang sedikit tentang efeknya terhadap kehamilan dan janin. Padahal, dampaknya tidak main-main. Zat kimia tersebut bisa mengancam kesehatan janin Anda.

Juga, bila Anda mengonsumsi jasad renik yang ‘kebetulan’ berada di dalam makanan, dampak ke janin akan sama buruknya. Ingin tahu produknya? Adakah aturan mainnya agar Anda bisa terbebas dari risiko ini?

Berbagai produk yang perlu diwaspadai

Untuk mudahnya, produk-produk yang ada di rumah dibedakan menjadi dua, yakni:

Produk-produk rumah tangga

A. Tiner dan cat minyak

Kandungan : Logam berat, seperti timbal dan cadmium.

Risiko :

  • Bila terpapar logam berat dalam waktu yang lama:
    • Bayi lahir dengan berat badan rendah.
    • Bayi dengan cacat tubuh.
    • Bayi lahir sebelum waktunya (prematur).
    • Keguguran.
  • Dalam tingkatan yang paling ringan, uap dari cat dan bensin bisa menyebabkan mual dan pusing-pusing.

B. Produk-produk aerosol, pemutih, pembersih lantai, lem, penyegar udara, serta pembersih kaca

Kandungan : Semua produk rumah tangga ini memakai bahan-bahan kimia organik yang mudah menguap, seperti toluene, xylenes dan phenol. Bahan-bahan kimia ini adalah bahan disinfektan untuk membunuh kuman.

Risiko :

  • Bayi lahir dengan kelainan saraf dan retardasi mental.
  • Bayi lahir dengan cacat tubuh.

C. Cat rambut

Kandungan : Ter (belangkin) dan zat kimia keras lainnya

Risiko : Keguguran.

Catatan : Menurut www.health.discovery.com, sejauh ini belum ada kasus ibu yang keguguran akibat menggunakan cat rambut. Meski begitu, belum ada pula bukti yang jelas-jelas menyatakan bahwa zat kimia yang terkandung di dalamnya juga aman. Jadi? Kesimpulannya, beberapa ahli menyarankan agar wanita hamil sebaiknya menunda dulu keinginannya untuk mengecat rambut, terutama di trimester pertama.

D. Insektisida (cairan pembasmi serangga) dan insect repellant (cairan penangkal serangga yang dioleskan ke tubuh)

Kandungan : Pestisida

Risiko : Terpapar dalam jumlah banyak:

• Keguguran
• Bayi lahir prematur.
• Bayi lahir cacat.
• Mempengaruhi sistem reproduksi janin.

Makanan

A. Ikan mentah

Biasanya, ikan mentah digunakan dalam makanan Jepang, seperti sashimi dan sushi.

Kandungan : Dikhawatirkan mengandung merkuri.

Risiko : Ibu hamil yang terkontaminasi merkuri berpotensi:

  • Bayi lahir dengan kerusakan saraf.
  • Bayi lahir dengan cacat tubuh.
  • Bayi menderita kanker.

Catatan : Saat hamil, sebisa mungkin hindari mengonsumsi ikan mentah. Tapi, kalau Anda tetap ingin mengonsumsinya, pastikan ikan tersebut tidak berasal dari laut yang tercemar limbah pabrik.

B. Daging sapi atau ayam mentah atau dimasak setengah matang

Kandungan : Parasit toksoplasmosis dan bakteri salmonella.

Risiko :

  • Toksoplasmosis: menyebabkan kerusakan pada organ dalam, sistem saraf pusat, serta kebutaan janin.
  • Salmonella: menyebabkan diare dan dehidrasi. Diare yang terus menerus dapat menimbulkan kontraksi rahim, sehingga membahayakan janin Anda. Sedangkan dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan cairan elektrolit di dalam tubuh.

Catatan: Kalau Anda ingin tetap makan daging sapi dan ayam, sebaiknya dimasak hingga benar-benar matang. Dengan begitu, kedua jasad renik ini tidak ‘sempat’ bercokol.

C. Sosis

Kandungan : Nitrat yang digunakan sebagai pengawet.

Risiko : Terlalu banyak nitrat dikhawatirkan akan menimbulkan suatu kondisi yang disebut methemoglobinemia , yaitu gangguan darah dimana janin tidak menerima cukup oksigen. Pasalnya, karena nitrat bersifat mengikat oksigen.

Catatan : Jangan takut makan sosis. Anda kan tidak akan makan sosis sebanyak 1 kg setiap harinya? Jika hanya makan 1-2 potong sosis, tak usah terlalu cemas.

Ini kiatnya!

Sebenarnya, asal pemakaian berbagai zat kimia dalam produk-produk rumahtangga tidak melewati batas, yakni dipakai sesuai dosis yang dianjurkan serta tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, Anda tak perlu cemas terhadap kesehatan janin Anda.

Proses gangguan pada perkembangan janin terjadi karena akumulasi atau penimbunan zat-zat itu. Akibat terpapar terlalu lama, akhirnya zat-zat kimia tadi tidak bisa lagi dikeluarkan oleh tubuh. Nah, akumulasi dari zat-zat yang toksik itulah yang berbahaya bagi tubuh dan janin.Akibatnya? Ya, janin ikut-ikutan “menyimpan” racun-racun tadi di dalam tubuhnya.

Bagaimana dengan jasad-jasad renik yang ada di makanan? Yang pasti, waspadai makanan yang tidak higienis. Bisa jadi, makanan itu tercemar jasad renik, seperti bakteri salmonella. Memang, jasad renik yang mencemari makanan memang tidak bersifat akumulatif. Meski begitu, bila Anda terkontaminasi jasad renik melalui makanan, biasanya akan langsung timbul gejala. Misalnya, diare. Padahal, jika ibu hamil diare, janin pun ikut “menanggung” akibatnya. Sebab, diare bisa menyebabkan kontraksi rahim.

Laila Andaryani Hadis, AyahBunda

Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

Aspek Gizi

Manfaat Kolostrum

1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
4. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

1. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

1. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
2. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

Aspek Imunologik

1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
3. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
6. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

Aspek Psikologik

1. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
2. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

Aspek Kecerdasan

1. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
2. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

Aspek Neurologis

1. Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

Aspek Ekonomis

1. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

1. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001

14 Gangguan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Banyak gangguan yang terjadi selama kehamilan. Sebagian besar berbahaya dan butuh tindakan darurat.

Gangguan kehamilan dapat terjadi kapan saja. Bisa pada saat kehamilan muda, atau pada masa kehamilan mulai menua, selain juga pada saat-saat menjelang persalinan. Setiap masa dalam kehamilan memiliki jenis gangguannya sendiri-sendiri.

Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan selama pemeriksaan kehamilan rutin. Sekurang-kurangnya, ada 14 jenis gangguan kehamilan yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai. Apa saja?

1. Muntah-muntah
Normal jika mual dan muntah berlangsung dalam triwulan pertama kehamilan. Namun, jika muntah-muntah terjadi berlebihan sampai 7 kali dalam sehari, kondisi ibu menjadi lemah, tidak berselera makan, berat badan menurun, dan nyeri ulu hati. Keadaan demikian tidak boleh dibiarkan. Mintalah bantuan bidan atau dokter. Kemungkinan ibu hamil sedang mengidap penyakit berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Kekurangan makanan dan cairan perlu dikoreksi dengan pemberian cairan infus. Jika tidak dikoreksi, buruk pengaruhnya terhadap anak di kandungan maupun pada diri ibu sendiri.

2. Kehamilan lewat 5 bulan, tak merasa ada gerakan janin
Jika betul itu dialami, kemungkinan anak sudah mati dalam kandungan. Dokter dan bidan perlu segera memastikannya. Jika dari pemeriksaan tidak terdengar lagi bunyi jantung anak, berarti anak memang sudah mati. Bayi mati dalam kandungan harus segera dikeluarkan. Jika tidak dikeluarkan, dapat mengganggu ibu. Bayi mati di kandungan lama-lama akan mengering, dan perut ibu semakin susut mengecil. Ibu harus curiga bayi sudah mati dalam kandungan jika perutnya semakin hari semakin mengempis.

3. Berat badan naik berlebihan
Waspadalah jika berat badan ibu hamil naik lebih dari 1 kg dalam seminggu, terkadang disertai tungkai dan mata kaki yang membengkak, tekanan darah meninggi, air seni keruh, nyeri kepala, dan penglihatan berkunang-kunang. Kemungkinan itu merupakan gejala dan tanda pre-eclampsia, yang jika dibiarkan akan masuk ke dalam eclampsia, penyakit yang mengancam nyawa ibu maupun anak jika tidak segera ditanggulangi.

4. Gangguan ginjal
Ibu hamil juga dapat menderita gangguan ginjal. Sering demam-demam, air seni keruh, tekanan darah mungkin meninggi, sering mual-mual (lagi), atau sampai muntah-muntah, nyeri kepala, dan mungkin tidak enak di pinggang. Gangguan ginjal pada ibu hamil perlu segera diobati. Mungkin perlu perawatan rumah sakit.

5. Sering berdebar-debar, sesak napas, dan lekas lelah
Waspadalah jika keluhan tersebut berlangsung terus-menerus, dan kian hari kian bertambah berat. Jika tadinya keluhan itu muncul hanya pada saat melakukan aktivitas fisik, namun sekarang tidak melakukan aktivitas fisik pun sudah berdebar dan sesak napas, kemungkinan ada gangguan jantung dalam kehamilan (vitium cordis). Ibu dengan kondisi begini memerlukan perawatan khusus di rumah sakit, dan pertolongan khusus pula sewaktu persalinan.

6. Anemia
Jika wajah pucat-pasi, merah mata dan telapak tangan pucat, lekas lelah, lemah, dan lesu, kemungkian ibu hamil menderita kurang darah (anemia). Sel-sel darah merah kekurangan unsur hemoglobin. Pada ibu hamil, anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia yang berat bisa mengganggu jantung juga. Keluhan sering berdebar pada pasien anemia kemungkinan karena sudah sampai stadium membebani jantung.

Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus), atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam kehamilan berefek buruk pada kehamilan, selain juga berefek buruk pada janin yang dikandung. Pasokan zat asam janin kurang dari normal. Gangguan plasenta dan perdarahan pasca-persalinan sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.

7. Gangguan kelenjar gondok
Jika kelopak mata sembab menonjol, tapi bukan sakit mata, jemari gemetar, sering berdebar-debar walau tidak habis melakukan aktivitas fisik, badan terasa lebih panas (gerah) dari biasa, dan banyak berkeringat, kemungkinan ini gejala aktivitas kelenjar gondok di batang leher berlebihan (hyperthyroid).

Kelenjar gondok tidak harus membengkak seperti pada penyakit gondok endemik akibat kekurangan iodium, namun fungsi gondoknya saja yang berlebihan, sehingga menimbulkan keluhan dan gejala seperti di atas itu. Agar tidak sampai mengganggu kehamilan, maupun janin yang dikandung, gangguan kelenjar gondok pun perlu diatasi.

8. Kencing manis
Ibu hamil dicurigai kencing manis jika bertubuh gemuk, berasal dari keluarga dengan riwayat kencing manis, mengeluh sering haus terus, banyak berkemih, dan merasa lapar terus. Ibu hamil dengan kencing manis akan melahirkan anak yang lebih besar dari normal. Seberapa bisa, kencing manis ibu hamil terkontrol agar tidak berpengaruh buruk terhadap anak yang dikandung. Pertolongan khusus perlu diberikan untuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang kencing manis.

9. Ibu hamil dengan infeksi
Ibu hamil dengan demam tinggi dan berlangsung lebih dari 3 hari harus dipikirkan kemungkinan terjadi infeksi. Apa pun penyebab infeksinya, tidak menyehatkan bagi janin yang dikandung. Dokter perlu memeriksa kalau-kalau infeksinya berefek buruk terhadap anak.

10. Kejang-kejang
Ibu hamil dengan kejang-kejang tidak boleh dianggap enteng. Kejang-kejang sendiri bisa disebabkan oleh infeksi selaput otak (meningitis), atau pada otak sendiri (encephalitis). Namun, paling sering disebabkan oleh penyakit eclampsia seperti sudah dibahas di atas. Jangan tunda pergi ke dokter, sebab setiap kejang-kejang harus dianggap keadaan yang serius.

11. Keluar darah dan lendir dari liang rahim
Keluar darah dari liang rahim pada masa kehamilan kurang dari 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan terjadi keguguran. Ancaman keguguran yang masih awal dapat dibendung dengan perawatan khusus, agar janin selamat sampai cukup bulan. Namun akan gagal mempertahankan kehamilan jika perdarahan telanjur banyak dan berlebihan.

Keluar darah pada kehamilan yang lebih tua, kemungkinan ada gangguan pada air-ari. Keluar darah dapat disertai rasa nyeri mulas melilit di perut bawah, bisa juga tidak. Keluarnya darah dengan rasa nyeri disertai keluarnya lendir, apalagi jika sampai keluar air ketuban (menyerupai air seni), tergolong keadaan gawat darurat kehamilan. Ibu harus segera dilarikan ke rumah sakit, mencegah seberapa mungkin dalam 24 jam kehamilan masih dapat dipertahankan.

12. Kehamilan terganggu
Jika pada kehamilan muda (6-10 minggu) atau kurang dari dua setengah bulan keluar perdarahan dari liang rahim, disertai nyeri, mulas melilit di perut bawah, selain kemungkinan keguguran, dapat juga sebab kehamilan yang terganggu (KET atau Kehamilan Ektopik Terganggu).

Normalnya, kehamilan tumbuh di dalam rongga rahim. Namun, tidak demikian dengan kehamilan yang tersasar ke tempat tumbuh yang lain. Kehamilan di luar rahim disebut kehamilan ektopik (ectopic pregnancy), yang dapat terjadi di saluran telur, indung telur, atau di mana saja di luar rahim. Kehamilan di luar rahim dapat saja selamat sampai kehamilan cukup bulan, namun lebih sering mengalami gangguan. Jika kehamilan yang tersasar sampai terganggu, terpaksa anak harus dikeluarkan kendati belum cukup bulan.

13. Keluar darah setelah kehamilan 28 minggu
Jika keluar darah setelah kehamilan 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan ada gangguan pada ari-ari. Kalau bukan luruhnya ari-ari dari perlekatannya pada dinding rahim (solutio placentae), kemungkinan lain adalah mengelupasnya sebagian tepi ari-ari dari dinding rahim lantaran lokasi perlekatannya berada di sekitar mulut rahim (placentae praevia). Keduanya tergolong gawat darurat yang memerlukan pertolongan rumah sakit segera.

14. Keluar cairan ketuban
Ketuban atau bungkus bayi dalam kandungan tidak boleh pecah sebelum tiba waktunya persalinan. Jika sampai pecah, berarti cairan ketuban akan tumpah keluar dari liang rahim, dan anak yang seharusnya terlindung steril di dalamnya terancam bahaya tercemar oleh bibit penyakit dari dunia luar. Keadaan ini disebut Ketuban Pecah Dini (KPD), yakni keluar cairan menyerupai air seni tapi tak berbau pesing, sebelum merasa mulas-mulas tanda awal persalinan.

Adakalanya, cairan ketuban tidak bening lagi, melainkan sudah kehijau-hijauan, tanda sudah terinfeksi kuman dari luar. Infeksi cairan ketuban mengancam janin yang terbungkus di dalamnya. Ini pun tergolong gawat darurat. Janin perlu diselamatkan agar tidak sampai menderita infeksi di dalam kandungan ibunya. (NOVA)

Oleh: Dr. Handrawan Nadesul

Puting Susu Nyeri / Lecet

Masalah yang paling sering terjadi pada ibu yang menyusui adalah puting susu nyeri/lecet. Keadaan seperti ini biasanya terjadi karena posisi bayi sewaktu menyusu salah. Bayi hanya menghisap pada puting karena aerola sebagian besar tidak masuk ke dalam mulut bayi.

Hal ini juga dapat terjadi pada akhir menyusui bila melepaskan hisapan bayi tidak benar. Juga dapat terjadi bila sering membersihkan puting dengan alkohol atau sabun. Puting lecet ini dapat menggagalkan upaya menyusui oleh karena ibu akan segan menyusui karena terasa sakit dan tidak terjadi pengosongan payudara sehingga produksi ASI berkurang. Pencegahan

* Ibu perlu mengetahui posisi menyusui yang benar.
* Ibu perlu tahu cara melepaskan bayi dari payudara.
* Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol

Penatalaksanaan

* Perbaiki posisi menyusui.
* Mulai menyusui dari payudara yang tidak sakit.
* Tetap mengeluarkan ASI dari payudara yang putingnya lecet
* Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan kering
* Pergunakan BH yang menyangga
* Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit

Sumber: Rulina Suradi-IDAI.or.id

Istri Hamil, Suami Jangan Bengong

Ketika seorang ibu mengandung janin dalam rahimnya, benarkah hanya sang ibu yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup sang janin? Tentu tidak. Allah telah menentukan keberadaan nyawa si janin atas usaha dari dua manusia, ibu dan ayahnya. Kepada mereka berdualah Allah menitipkan amanat yang sangat berat itu. Sayangnya, lebih banyak ayah yang kurang menyadari tanggung jawabnya selama kurun waktu kehamilan tersebut. Penyebab utamanya, karena mereka tak mengalami beban itu secara langsung.

Jadilah selama sembilan bulan dalam kandungan ibu, janin sebenarnya lebih banyak yatim secara psikologis, karena tak mendapat perhatian dari ayahnya. Setelah si orok terlahir, dapat dilihat mata, dapat dipeluk dan dicium, barulah tumbuh kesadaran suami bahwa ia adalah seorang ayah! Sungguh, sebuah kesadaran yang terlambat. Dan yang rugi bukan saja si janin, tapi juga ayahnya. Berikut di antara kewajiban ayah terhadap calon bayinya.

Kebutuhan Fisik

Orang tua tak boleh meremehkan faktor pemenuhan kebutuhan fisik janin. Pertumbuhan sel-sel otak, kualitas pertumbuhan badan serta tulang, sudah mulai ditentukan semenjak masa janin. Jangan sampai orang tua menyesal kemudian, saat menemui rendahnya kualitas pertumbuhan bayinya gara-gara lalai mempertahankan kebutuhan gizi di masa ini.

Secara kuantitas saja, ibu perlu makan lebih banyak dari biasanya untuk disubsidikan kepada janin dalam rahim. Belum lagi masalah kualitas, di mana makanan yang masuk harus cukup kandungan protein, vitamin, serta zat-zat gizi lainnya. Dan kewajiban ayahlah untuk menyediakan semua kebutuhan pangan ibu demi pertumbuhan janin tersebut.

Ayah harus rela memberikan kebutuhan ini, walau itu berarti ia harus menyediakan makanan berkualitas bagi istrinya dua kali lebih banyak dari biasanya. Jika hanya ada sepotong, tak ada salahnya ayah mengalah untuk memberikannya kepada ibu, karena akan bermanfaat untuk dua orang. Jangan pula lupa memberikan kebutuhan tambahan vitamin, penambah darah, serta kalsium bagi ibu. Ayah yang bijaksana akan rajin mengontrol pola makan ibu hamil, menyediakan makanan ekstra berkualitas dan memberikan motivasi kepada istrinya untuk rajin mengkonsumsi makanan-makanan bergizi tersebut.

Kasih Sayang dan Perhatian

Penelitian membuktikan, janin dalam kandungan sudah bisa merasakan sentuhan kasih sayang orang tua yang mengelus perut bundanya. Ia pun dapat menikmati suara lembut penuh kasih yang diperdengarkan orang tuanya di dekat perut ibu. Para ahli mengatakan, kelak setelah lahir, bayi akan lebih aktif merespons jenis suara yang kerap ia dengar semasa dalam rahim tersebut.

Memang, sentuhan kasih sayang dari ibu sudah cukup memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi si janin. Namun penting diingat, bahwa untuk bisa memberikan perhatian dan kasih sayang penuh kepada janinnya, si ibu membutuhkan suasana kejiwaan yang tenang dan bahagia. Ibu yang tertekan dan stres tak akan bisa memberikan perhatian dan kasih sayangnya secara optimal kepada janin. Di sinilah suami akan mengambil peran besar dalam turut menjaga kesehatan kejiwaan istrinya agar tetap stabil, tenang, dan bahagia. Sebagai orang terdekat yang menjadi belahan jiwa bagi istri, ia bisa menjadi penentu kesehatan jiwa si istri.

Suami harus bisa memberikan perhatian penuh kepada masalah kehamilan istrinya. Misalnya saling berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi pekan demi pekan, bersama-sama mencari informasi mengenai kehamilan dan pendidikan anak dari media cetak maupun dengan bertukar pengalaman, menemani istri memeriksakan kehamilan setiap bulan, mendiskusikan rencana-rencana ke depan bagi calon bayi, hingga menyempatkan diri secara rutin mengelus perut istrinya sambil mengucapkan kalimat kasih sayang.

Akan lebih baik jika suami memberikan hak-hak istimewa kepada istrinya semasa hamil. Bukankah istrinya sedang mengalami perjuangan berat demi keluarga mereka? Suami bisa memilihkan hak-hak istimewa yang mendukung perkembangan kesehatan janin. Misalnya, dengan memberikan makanan ekstra bergizi, memberikan uang belanja tambahan, atau membelikan sebanyak mungkin buku dan majalah yang memuat informasi mengenai kehamilan dan pendidikan anak.

Hal lain yang penting diingat, bahwa dalam proses kehamilan terjadi perubahan kadar hormon yang bisa memberikan pengaruh besar pada kebanyakan wanita hamil, di mana emosi mereka menjadi lebih labil. Ditambah lagi dengan beban fisik yang tak ringan, wajar jika mereka lebih banyak membutuhkan perhatian dibanding sebelum hamil. Begitu beratnya beban yang harus ditanggung ibu hamil, sampai Allah berkenan memfirmankannya dalam kitab suci al-Qur’an, surat Luqman:14, “…Ibunya mengandung dalam keadaan lemah dan semakin lemah…

Pendidikan

Pendidikan sudah bisa diterima manusia semenjak masih dalam kandungan. Ayah dan ibu punya kewajiban sama untuk memberikan pendidikan ini. Karena janin berusia tujuh bulan sudah mulai terangsang mendengar suara-suara di sekitar perut ibu, maka orang tua bisa memperdengarkan sesuatu untuknya. Memperdengarkan alunan ayat-ayat suci al-Qur’an adalah pilihan yang baik. Dan jika tak ada tape recorder yang bisa dilekatkan ke perut ibu, maka ayah dan ibu bisa bergantian untuk mengaji dengan suara keras di dekat perut ibu!

Suara-suara lembut yang mengasah rasa keindahan, merangsang pertumbuhan otak dan kecerdasan, juga diupayakan sering diperdengarkan kepada si janin.

Proses Kelahiran

Suami yang bertanggung jawab pun tak akan kalah repot dan tegangnya dalam mempersiapkan saat-saat kelahiran janin, dibanding sang istri. Banyak sekali yang harus dilakukan suami untuk mempersiapkan masa genting ini, seperti menyediakan biaya persalinan, kebutuhan hidup calon bayi, pemulihan kesehatan ibu, hingga persiapan aqiqah calon bayi.

Selanjutnya, suami pun bertanggung jawab mempersiapkan kekuatan mental istri untuk melahirkan. Harus diingat bahwa ini adalah saat perjuangan hidup dan mati istri bagi keluarganya. Suami harus banyak memberikan perhatian, dorongan, serta motivasi kepada istrinya menghadapi masa sulit ini. Beberapa cara bisa ditempuh, seperti mengikutkan istri ke dalam kelas pelatihan pranatal (pendidikan pra kelahiran) yang banyak diselenggarakan di rumah sakit, hingga turut menemani proses kelahiran itu sendiri.

Adalah satu hal yang sangat positif, jika suami bisa ikut hadir saat proses kelahiran. Kehadiran suami ini, walau sekadar menemani, memegang tangan istri dan membisikkan kata-kata penghibur kepada istri, akan memberikan dorongan kekuatan mental ekstra bagi istri. Walaupun tak dapat mengurangi rasa sakit, namun kekuatan mental yang diperoleh istri akan membuatnya lebih kuat menahan sakit, yang pada akhirnya akan mempermudah proses kelahiran.

Mengenai keterlibatan suami pada proses kelahiran yang sekarang mulai banyak disadari orang ini, para ahli mengatakan bahwa selain bermanfaat untuk istri, inipun bermanfaat bagi suami sendiri. Ketika suami menyaksikan kesakitan yang diderita istri, perjuangan beratnya melawan maut, maka kelak suami akan lebih mampu menghargai dan memahami perasaan istrinya. Selain itu akan tumbuh perasaan khusus dalam hati suami terhadap sang bayi, sehingga akan lebih mengakrabkan ikatan batin antara ayah dan anak. Dan tentang rumor dampak negatif yang menyebutkan bahwa kehadiran suami saat kelahiran dapat membuatnya impoten, itu hanya kasus langka yang mungkin terjadi pada satu dari sejuta suami.

Sumber : Hidayatullah

Pengembangan penyakit HIV pada ibu menyusui

Oleh: hivandhepatitis.com

Penelitian hingga saat ini mempunyai bukti yang bertolak belakang sehubungan dengan dampak menyusui pada kematian ibu dengan HIV.

Dalam sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases edisi 15 Januari 2007, perempuan HIV-positif di Afrika dilibatkan ketika hamil dan menerima AZT jangka pendek untuk mencegah penularan virus dari ibu ke bayi. Viral load dan jumlah CD4 diukur pada awal dan pada bulan ke 1, 3, 6, 12, 18, dan 24 setelah kelahiran; hasilnya dibandingkan antara ibu yang menyusui bayinya dan ibu yang memberi susu formula.

Hasil

  • Dari 296 perempuan yang terlibat, 198 ibu menyusui dan 98 memberi susu formula.
  • Pada awal, ibu yang memberi susu formula berpendidikan lebih tinggi dan mempunyai prevalensi penyakit terkait HIV yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang menyusui.
  • Kelompok ini tidak berbeda dibandingkan jumlah CD4 atau viral load HIV pada awal.
  • Antara 1 dan 24 bulan setelah melahirkan, jumlah CD4 menurun sebanyak 3,9 per bulan (P <>
  • Viral load meningkat sebanyak 0,005 log per bulan (P = 0,03).
  • Index massa tubuh (BMI) menurun sebanyak 0,03 kg/m2 per bulan (P <>
  • CD4 menurun lebih cepat di antara ibu menyusui dibandingkan dengan ibu yang belum pernah menyusui (7 banding 4 per bulan).
  • BMI menurun lebih cepat pada ibu menyusui (P = 0,04).
  • Viral load dan mortalitas tidak berbeda secara bermakna antara ibu yang menyusui bayinya dan ibu yang memberi susu formula.

Kesimpulan

“Menyusui dikaitkan dengan penurunan jumlah CD4 dan BMI secara bermakna,” para penulis menyimpulkan. “ Viral load dan mortalitas tidak meningkat, yang memberi kesan bahwa dampak buruk akibat menyusui adalah terbatas pada yang menerima perawatan lanjutan untuk infeksi HIV.”

Usai Melahirkan kok Sedih…

Di antara sekian ibu yang berbahagia setelah berhasil melahirkan bayi mereka dengan selamat dan sukses, ada yang malah berduka. Mungkin hal ini agak sulit dipercaya, tapi nyatanya ini memang benar-benar terjadi.

Sebagian besar dari mereka yang pernah merasakan gangguan ini menggambarkan perasaan yang mereka alami sebagai perasaan agak sedih, kecewa maupun mudah menangis. Namun, perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang aneh. Beberapa ahli bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa.

Hingga saat ini, apa yang menjadi penyebab di balik gangguan ini masih belum berhasil diketahui dengan pasti. Namun ada beberapa faktor yang telah dicurigai menjadi pemicunya. Faktor-faktor itu dibagi menjadi faktor emosi dan fisik.

Faktor-faktor emosi diantaranya, mencemaskan perawatan terhadap bayi yang baru dilahirkan atau kekecewaan setelah melalui proses persalinan. Sedangkan faktor-faktor fisik diantaranya, perubahan kadar hormon dalam tubuh yang terjadi secara cepat atau kurang tidur dan kelelahan setelah merawat bayi yang baru dilahirkan.

Perasaan duka yang tidak menyenangkan itu umumnya hanya berlangsung sekitar tiga - lima hari dan akan hilang dengan sendirinya. Namun bila perasaan-perasaan tersebut tidak reda atau malah makin buruk dan berlangsung terus hingga lebih dari satu atau dua minggu, maka telah muncul apa yang disebut sebagai depresi pasca persalinan (postpartum depression, PPD).

Depresi yang konon mendera sekitar satu dari 10 wanita baru melahirkan ini, dapat membuat para penderitanya merasa tidak enak (badan), lesu, susah berkonsentrasi, susah tidur, tidak nafsu makan, mudah tersinggung, mudah menangis, kurang bergairah, dan putus asa. Gejala-gejala ini dapat timbul dalam berbagai derajat, mulai dari yang ringan hingga berat.

Walau tidak semua wanita penderita depresi pasca persalinan menunjukkan gejala-gejala yang mirip, setiap gejala yang dialami dapat menimbulkan perasaan bersalah, tertekan, malu, dan terasing. Para wanita yang baru pertama kali melahirkan, kurang mendapat dukungan dari suami dan keluarga, memiliki kehamilan yang tak diinginkan, pernah mengalami keguguran, dan memiliki riwayat depresi, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terkena.

Para ibu diharapkan untuk lebih waspada terhadap kemungkinan timbulnya depresi pasca persalinan. Mengapa? Karena selain dapat ditangani dengan obat-obatan dan psikoterapi, gangguan ini juga dapat melenyapkan kebahagiaan seorang ibu dan berdampak buruk terhadap hubungan yang tengah berkembang antara ibu dan bayi. Sebagai tambahan, gangguan ini juga dapat mempengaruhi hubungan suami-istri. Nah lho!

Sumber : Satumed

Ingin Cepat Punya Momongan? Ikuti Cara Ini…

Mencoba untuk punya momongan namun belum juga berhasil? Wah, mungkin ada yang salah.

Mungkin anda pernah mendengar banyak rumor yang beredar tentang kapan saat terbaik melakukan hubungan seks sesuai siklus wanita, berapa kali hubungan seksual dilakukan, posisi dan cara seksual dilakukan dan lain sebagainya hal-hal yang meningkatkan kemungkinan untuk dapat hamil. Benarkah?

Sebaiknya Anda belajar tips berikut agar impian Anda punya anak bisa segera terlaksana ya:

1. Waktu terbaik untuk konsepsi
Penting untuk mengetahui kapan saat terbaik untuk terjadinya pembuahan pada seorang wanita. Waktu terbaik untuk konsepsi atau pembuahan adalah saat masa subur atau ovulasi dari seorang wanita. Yang perlu diperhatikan bahwa telur yang matang hanya hidup 24 jam sedangkan sperma hidup 48-72 jam dalam tubuh wanita. Oleh karenanya, melakukan hubungan seks sebelum saat ovulasi lebih baik untuk meningkatkan kehamilan daripada sehari atau dua hari sesudahnya.

2. Frekuensi hubungan seksual
Frekuensi atau seberapa sering untuk melakukan hubungan seksual, ini semua tergantung dari setiap pasangan. Tidak ada angka khusus yang dapat memastikan berapa kali seseorang harus melakukan seks untuk dapat hamil. Ada wanita yang hamil hanya dengan satu kali saja tapi yang lain memerlukan waktu yang lebih lama. Yang terpenting “seberapa sering” anda melakukan hubungan seksual pada ” waktu yang terbaik untuk konsepsi”.

3. Nikmati proses hubungan seksual anda
Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang wanita mencapai orgasme, akan membentuk suasana alkaline (basa) pada vagina yang mana sperma sukai dariapda kondisi normal vagina (suasana asam). Jika anda mencapai orgasme pada saat yang bersamaan atau sesaat sesudah pasangan anda ejakulasi maka kesempatan sperma untuk selamat sampai di servik lebih meningkat.

4. Posisi hubungan seksual
Posisi seks yang dianjurkan untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan adalah pria di atas (man on top).

5. Jangan Banyak Bergerak Setelah Seks?
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa setelah hubungan seksual dengan tidak bergerak dan tetap dalam posisi tidur dengan kaki atau pinggul lebih tinggi setelah seks akan meningkatkan kesuburan. Karena sebenarnya sperma sudah berada di dalam servik sesaat setelah ejakulasi. Tapi ada ahli yang tetap menganjurkan untuk memberi waktu sejenak untuk sperma berenang ke servik dan menganjal pinggul dengan sebuah bantal selama seks. Yang terpenting juga sewaktu anda membersihkan, hindari mengunakan cairan pembersih vagina sesaat setelah hubungan seksual, karena cairan pembersih vagina dapat bersifat toxic untuk sperma.

Bagaimana untuk para suami?

1. Hindari celana ketat
Menghindari memakai celana yang terlalu ketat atau mandi air hangat boleh dicoba, hal ini akan menurunkan kemungkinan kehamilan karena proses penekanan atau panas di daerah testis (pembentuk sperma).

2. Relaks
Cobalah untuk tetap rileks dalam menghadapi hal ini bersama pasangan karena Stress hanya akan mempersulit terjadinya konsepsi.

3. Jaga kesehatan
Menjaga kesehatan adalah hal dasar yang penting. Pastikan tubuh anda cukup nutrisi. Ingat bahwa wanita yang sehat akan lebih mudah hamil daripada yang mempunyai berat badan yang berlebihan atau kurang.

Ini semua adalah tips untuk membantu anda untuk meningkatkan kemungkinan untuk dapat hamil. Ingatlah kebanyakan, saat sperma masuk ke dalam saluran tuba dan telur yang matang siap untuk dibuahi maka hanya 30% saja yang mempunyai hasil test kehamilan positif dan sisanya 70% walaupun melakukan semuanya dengan benar tapi tetap harus menunggu dan mencoba lagi.

Dan bila anda sudah mencoba melakukan hal ini selama 1 tahun dan belum hamil juga, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter anda untuk mendapatkan penanganan yang terbaik.

sumber : hanyawanita

Agar Anak Cerdas, Ibu Hamil Harus Rajin Elus Perut

Siapa tidak ingin memiliki anak cerdas. Konon, kecerdasan anak dapat dikembangkan sejak dalam kandungan. Untuk mendukung perkembangan otak janin, tidak cukup hanya diberi nutrisi saja. Mengelus-elus perut ibu hamil juga bisa memicu perkembangan otak janin.

“Stimulasi ini seperti dengan mengusap-usap perut ibu hamil dan mengajak bicara janin. Dengan sering melakukan stimulasi seperti itu, maka jaringan sinaptogenesis atau hubungan antar syaraf semakin banyak,” kata dokter spesialis anak Dr Attila Dewanti Sp.A.

Hal itu disampaikan dia dalam diskusi bertajuk “Mengembangkan Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan” di Brawijaya Women and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Jakarta, Sabtu (22/9/2007).

Attila mengatakan, mengusap perut dan mengajak bicara janin juga bisa meningkatkan hubungan bapak-ibu dengan anaknya. Selain itu juga bisa mematangkan emosi anak, sehingga ketika dewasa tidak mudah depresi.

Menurut dia, faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan otak ada 3 yaitu, genetik, nutrisi dan lingkungan. Nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan otak janin antara lain protein, karbohidrat, vitamin, mineral, serta AA dan DHA untuk perkembangan otak dan retina mata.

Untuk faktor genetik, orangtua yang cerdas, kemungkinan besar akan memiliki anak yang cerdas pula. Sebab dari faktor genetik ini, sekitar 50-60 persen yang diturunkan.

Sedangkan faktor lingkungan salah satunya adalah mengelus perut dan mengajak bicara janin.

sumber : Detiknews

Mengetahui Bayi Anda Sehat atau Tidak Setelah Lahir

Perawatan Bayi Baru Lahir

Apakah tanda-tanda bayi lahir sehat ? Tanda-tanda bayi lahir sehat :
a. Segera menangis.
b. Pernafasan teratur.
c. Banyak bergerak.
d. Warna kulit merah muda.
e. Berat badan 2,5 kg atau lebih.

Bagaimana perawatan bayi dalam 4 minggu sesudah kelahiran?
a. Berilah ASI pada 30 menit pertama bayi lahir. Karena pada saat bayi lahir, pemberian makanan melalui ari-ari terputus sehingga harus segera diganti dengan ASI.
b. Jagalah suhu kamarnya agar bayi tidak kedinginan, karena dalam kandungan ibu, bayi mendapatkan kehangatan sesuai dengan suhu tubuh ibu.
c. Atur pertukaran udara dengan baik, karena bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan baik.
d. Cucilah tangan bersih-bersih sebelum ibu merawat bayi, jagalah tempat tidur bayi dan popok tetap bersih, jangan biarkan orang lain memegang bayi bila tidak perlu. Bila bayi anda menderita demam, diare, susah bernafas, kejang-kejang segera bawa ke dokter.
e. Bila berat lahir bayi kurang dari 1,5 kg atau terdapat kelainan, segera ke Puskesmas atau dokter. Berat lahir bayi akan menurun 10% dan dalam 2 minggu akan kembali ke berat badan semula.

Apa yang harus dilakukan apabila kulit bayi menjadi kuning?
Bayi cukup bulan kadang-kadang kuning kulitnya dalam hari ke 2-3, hal ini tidak berbahaya karena biasanya akan menghilang dalam waktu 1 minggu. Jemurlah bayi pada pagi hari sebelum jam 10.00 pagi selama 15-30 menit. Hal ini akan mempercepat hilangnya warna kuning pada bayi. Bila kuning timbul dalam 24 jam setelah lahir atau berlangsung lebih dari 1 minggu, segera bawa ke Puskesmas atau dokter.
Pada bayi berat lahir rendah (BBLR) tetaplah berikan ASI karena beratnya cepat bertambah dan menjadi normal.

Apa tanda-tanda penyakit/kelainan pada bayi baru lahir yang harus segera mendapat pertolongan?
a. Tidak mau minum.
b. Mulut mencucur seperti mulut ikan.
c. Kejang-kejang.
d. Nafas cepat dan sesak.
d. Nafas cepat dan sesak.
e. Diare yang terus menerus.

Keadaan atau penyakit apa yang sering menyebabkan kematian pada bayi baru lahir?

Keadaan atau penyakit yang sering menyebakan kematian pada bayi baru lahir antara lain :
a. Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Berat lahir kurang dari 2,5 kg.
b. Tetanus pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum).
c. Penyakit Diare.
d. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

Bagaimana mencegah timbulnya kejadian bayi dengan berat lahir rendah?
a. Menjaga agar ibu hamil makan lebih banyak atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
b. Memeriksakan kehamilan secara teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu:
- 3 bulan pertama kehamilan : minimal 1 kali.
- 3 bulan kedua kehamilan : minimal 1 kali.
- 3 bulan ketiga kehamilan : minimal 2 kali.
Bila berat badan ibu naik di bawah 1 kg perbulan, perlu segera ke Puskesmas atau dokter.
c. Menghindari kerja berat yang melelahkan dan mendapat istirahat yang cukup selama kehamilan.

Bagaimana upaya pencegahan diare pada bayi baru lahir?
a. Segera berikan ASI pada bayi baru lahir dan jangan berikan makanan tambahan lain, karena ASI terjamin kebersihannnya sehingga dengan pemberian ASI dapat mencegah diare dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
b. Gunakan air bersih untuk merawat bayi.
c. Buanglah kotoran bayi pada tempatnya.

Mengapa bayi kadang-kadang muntah?
Muntah atau sering disebut gumoh ialah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh makanan yang baru dimakan. Muntah dalam jumlah sedikit tidak membahayakan terutama pada bayi di bawah 6 bulan.

Bagaimana cara mencegah terjadinya muntah (gumoh)?
a. Perbaiki cara menyusui sehingga tidak terlalu banyak udara yang tertelan. Pada waktu menyusui perlu diperhatikan bibir bayi harus mencakup rapat puting dan sebagain areola payudara ibu.
b. Untuk mengeluarkan udara yang tertelan, bayi ditegakkan dan ditepuk-tepuk punggungnya atau sambil ditelungkupkan pada pangkun ibunya atau ditidurkan miring ke sebelah kanan.
c. Perlakukan bayi secara halus, karena muntah dapat disebabkan karena gangguan psikologik misalnya apabaila bayi diperlakukan secara kasar.

Apakah kolik itu dan apa tanda-tandanya?
Kolik adalah suatu keadaan dimana bayi tampak kesakitan dan menangis terus menerus, biasanya terjadi pada bayi berusia 3 bulan. Penyebabnya bermacam-macam seperti terlalu lapar, gangguan emosi dan lain sebagainya.

Tanda-tanda bayi kolik ialah:
- Perut bayi tegang dan kembung.
- Bayi menangis terus menerus kadang-kadang sampai berjam-jam.
- Wajah bayi kemerahan atau pucat kebiruan.
- Kaki dingin dan tangan mengepal.

Bagaimana cara menanggulangi kolik?

Cara menanggulanginya, gosoklah perut bayi dengan sedikit minyak kayu putih atau minyak telon atau yang sejenisnya. Bila tidak ada perbaikan, bawalah ke Puskesmas atau
dokter.

Mengapa lidah bayi kadang-kadang putih?

Lidah bayi berwarna putih karena adanya sisa ASI di mulut bayi, yang semakin lama semakin tebal. Kalau hal ini dibiarkan, dapat menyebabkan bayi sulit makan. Bagaimana mencegah agar lidah bayi tidak putih ? Untuk mencegahnya berilah bayi minum air putih dengan sendok teh setiap habis menyusu.

Sumber: Telemedika Pendidikan Kesehatan