Pengembangan penyakit HIV pada ibu menyusui

Oleh: hivandhepatitis.com

Penelitian hingga saat ini mempunyai bukti yang bertolak belakang sehubungan dengan dampak menyusui pada kematian ibu dengan HIV.

Dalam sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases edisi 15 Januari 2007, perempuan HIV-positif di Afrika dilibatkan ketika hamil dan menerima AZT jangka pendek untuk mencegah penularan virus dari ibu ke bayi. Viral load dan jumlah CD4 diukur pada awal dan pada bulan ke 1, 3, 6, 12, 18, dan 24 setelah kelahiran; hasilnya dibandingkan antara ibu yang menyusui bayinya dan ibu yang memberi susu formula.

Hasil

  • Dari 296 perempuan yang terlibat, 198 ibu menyusui dan 98 memberi susu formula.
  • Pada awal, ibu yang memberi susu formula berpendidikan lebih tinggi dan mempunyai prevalensi penyakit terkait HIV yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang menyusui.
  • Kelompok ini tidak berbeda dibandingkan jumlah CD4 atau viral load HIV pada awal.
  • Antara 1 dan 24 bulan setelah melahirkan, jumlah CD4 menurun sebanyak 3,9 per bulan (P <>
  • Viral load meningkat sebanyak 0,005 log per bulan (P = 0,03).
  • Index massa tubuh (BMI) menurun sebanyak 0,03 kg/m2 per bulan (P <>
  • CD4 menurun lebih cepat di antara ibu menyusui dibandingkan dengan ibu yang belum pernah menyusui (7 banding 4 per bulan).
  • BMI menurun lebih cepat pada ibu menyusui (P = 0,04).
  • Viral load dan mortalitas tidak berbeda secara bermakna antara ibu yang menyusui bayinya dan ibu yang memberi susu formula.

Kesimpulan

“Menyusui dikaitkan dengan penurunan jumlah CD4 dan BMI secara bermakna,” para penulis menyimpulkan. “ Viral load dan mortalitas tidak meningkat, yang memberi kesan bahwa dampak buruk akibat menyusui adalah terbatas pada yang menerima perawatan lanjutan untuk infeksi HIV.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar