Ibu Stres, Janin Tak Berkembang

Perempuan hamil yang menderita depresi klinis atau serangan stres yang ekstrim membutuhkan perawatan medis ekstra. Sebab, kondisi psikologis ibu hamil sangat mempengaruhi perkembangan janinnya. Demikian ungkap Dr. Miguel A. Diego, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami, Amerika Serikat.

“Hasil penelitian yang muat dalam Psychosomatic Medicine Journal ini mengungkapkan bahwa ukuran bayi yang dilahirkan seorang ibu yang sedang stres atau depresi cenderung lebih kecil, baik berat badan maupun panjang tubuhnya dibandingkan bayi yang dilahirkan dari ibu yang tidak mengalami stres,” demikian tulis reuters.com.

Dr. Miguel A. Diego dan timnya menemukan bahwa hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenalin saat stres menjadi faktor penyebabnya. Dr. Miguel A. Diego menggunakan alat ukur ultrasonografi (USG) untuk melihat perkembangan janin dalam kandungan 98 perempuan pada usia kehamilan 16 hingga 29 minggu. Mereka mengukur level hormon dan melakukan evaluasi keseluruhan untuk mengukur tingkat stres ibu. Semakin berat tekanan yang dialami ibu hamil, semakin kecil kemungkinan bayi untuk berkembang. Analisa statistik menunjukkan bahwa kadar hormon kortisol yang tinggi sebanding dengan stres yang dialami dan berat tubuh yang turun.

Untuk mengatasi stres pada ibu hamil, dibutuhkan terapi psikologi atau dukungan sosial yang baik. Sebab pengaruh penggunaan obat-obatan antistres untuk perempuan hamil juga masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan ahli kesehatan. “Selain Janin tidak berkembang, stres pada perempuan hamil dapat memicu kelahiran prematur,” ujar Dr. Miguel A. Diego.

Sumber : Connectique

Tidak ada komentar:

Posting Komentar