Makanan Sarat Serat



Perubahan kerja sistem pencernaan selama hamil tak akan menyusahkan bila Anda tak lupa mengonsumsi serat.

Proses kehamilan yang Anda jalani dapat menyebabkan terjadinya berbagai perubahan pada kerja sistem organ tubuh Anda. Salah satunya adalah sistem pencernaan. Tak jarang perubahan ini menimbulkan keluhan berupa sembelit. Dengan memasukkan serat di dalam daftar menu Anda sehari-hari, keluhan sembelit pun teratasi.

Peristaltik melambat

Ketika kehamilan memasuki trimester ke-2, produksi hormon progesteron yang meningkat di dalam tubuh dapat mengakibatkan proses pencernaan jadi berjalan lebih lambat. Ini karena tingginya kadar hormon progesteron menghambat gerak peristaltik otot pencernaan dan menyebabkan otot-otot saluran pencernaan jadi lebih kendur. Padahal, peningkatan hormon progesteron ini bertujuan memperkuat dan menahan janin di dalam rahim.

Gerak peristaltik itu sendiri merupakan kontraksi ritmik otot saluran pencernaan agar makanan berjalan lancar. Nah, adanya gangguan peristaltik otomatis menghambat proses pembuangan, sehingga timbul keluhan sembelit.

Saat kehamilan menginjak trimester ke-3, janin yang makin besar membutuhkan ruang yang lebih luas, sehingga ia menekan rahim. Akibatnya, terjadilah tekanan pada beberapa bagian perut, terutama di bagian bawah. Inilah yang kemudian jadi salah satu penyebab timbulnya sembelit.

Serat, jalan keluarnya

Salah satu cara menghindari dan mengatasi gangguan sembelit adalah memperbanyak konsumsi makanan berserat, terutama berupa buah-buahan dan sayuran.

Serat makanan sebenarnya tergolong karbohidrat, tapi yang tidak dapat dicerna, sehingga akan dikeluarkan kembali bersama kotoran dan sisa makanan (“sampah”) lainnya. Serat tidak dapat dicerna tubuh karena tidak dapat diuraikan (dihidrolisa) oleh enzim pencernaan.

Ada serat yang sifatnya larut di dalam air, seperti kacang-kacangan, apel, buah pir, biji-bijian dan havermut. Sementara serat yang tidak larut dalam air misalnya wortel, roti gandum, beras merah, tomat, pepaya, dan timun.

Serat yang dapat mengatasi sembelit adalah yang bersifat tidak larut dalam air. Serat ini akan membuat “sampah” menjadi lebih padat, karena menyerap air yang terkandung di dalamnya. Volume “sampah” yang menjadi lebih besar akan merangsang otot-otot saluran pengeluaran berkontraksi dan mendorong “sampah” keluar.

Selain serat, memperbanyak konsumsi air juga akan sangat membantu. Jangan lupa, lakukan pula olahraga ringan, seperti jalan kaki. Aktivitas ini merangsang otot-otot rektum (saluran pembuangan sekitar anus) mendorong “sampah” dikeluarkan. Maka, bebaslah Anda dari gangguan sembelit.

Serat “Buatan”, Bermanfaatkah?

Kini di pasaran tersedia beberapa jenis “minuman” yang konon mengandung serat tinggi. Itu sebabnya, “minuman” ini dimanfaatkan sebagai “obat” mengatasi sembelit. Masalahnya, amankah “minuman” ini untuk ibu hamil?

“Minuman” berserat ini umumnya dibuat dari bahan baku berupa ekstrak sejumlah tanaman, tapi sifatnya larut dalam air. Itu sebabnya, “minuman” ini sebenarnya tidak banyak membantu mengatasi masalah sembelit. Karena, yang dibutuhkan tubuh adalah serat alami yang bersifat tidak larut dalam air, yakni yang berasal dari sayuran dan buah-buahan segar.

Bagi Anda yang senang dengan kepraktisan dari “minuman” berserat ini, sebaiknya tidak mengonsumsinya pada saat perut kosong, karena akan menyerap cairan di dalam perut. Juga, jangan lupa minum yang banyak, dan jangan mengonsumsi serat dalam jumlah terlalu banyak. Karena, serat bersifat “mengikat” zat-zat nutrisi lainnya, seperti kalsium dan vitamin, sehingga penyerapan oleh tubuh menjadi berkurang. Padahal, tubuh Anda selama masa kehamilan ini, khususnya pada trimester ke-3, membutuhkan asupan vitamin dan mineral dalam jumlah yang lebih banyak.

Sri Lestariningsih

Konsultasi ilmiah: dr. Srimurni Probo Prastowo, SpGK, Bagian Ilmu Gizi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar