Penatalaksanaan kehamilan dengan HIV pada ibu suku Aborigin berhasil

Oleh: Blackwell Publishing

Intervensi untuk mengurangi penularan HIV dari ibu-ke-bayi selama dan setelah kelahiran memiliki tingkat keberhasilan yang setara terhadap kehamilan di antara suku Aborigin dan bukan Aborigin. Hal ini dilaporkan dalam artikel Australian & New Zealand Journal of Obstetrics & Gynaecology.

Artikel “Penularan HIV dan hasil kehamilan pada perempuan suku asli (Aborigin) di Western Australia/ Perinatal HIV Transmission and Pregnancy Outcomes in Indigenous Women in Western Australia” menunjukkan bahwa mengandalkan tim multidisipliner dalam penatalaksanaan kehamilan pada ibu HIV-positif menghasilkan kelahiran sangat baik.

Pemimpin penulis, Dr. Marisa Gilles (dari Combined Universities Centre for Rural Health, Geraldton, WA, Australia) mengatakan “Di antara 48 kehamilan pada 36 ibu HIV-positif yang ditatalaksanakan oleh tim peneliti ini, hanya satu bayi yang HIV-positif. Sebaliknya, lima bayi dari delapan kehamilan yang tidak ditatalaksanakan terinfeksi HIV.”

Tidak ada bukti perbedaan pengobatan selain kenyataan bahwa hasil perawatan kesehatan pada suku Aborigin sering lebih buruk daripada orang bukan Aborigin. Di antara semua perempuan Aborigin yang menerima perhatian dari tim multidisipliner, tidak ada yang menularkan penyakit pada anaknya.

Untuk mengurangi risiko penularan, intervensi tertentu misalnya pengobatan ibu dan bayi, pemantauan status HIV ibu secara cermat dan tidak menyusui bayinya.

“Adalah mungkin untuk mencapai hasil yang serupa dalam penatalaksanaan kehamilan pada perempuan HIV-positif Aborigin dan bukan Aborigin, melalui perawatan secara intensif, tepat budaya dan berbagai jenis keahlian serta tanpa bedah sesar pilihan.” Penelitian kami mendukung pandangan bahwa sumber daya, bukan etnisitas, menentukan hasil dan apabila asas keadilan sungguh diterapkan maka hasil serupa adalah mungkin”, dikatakan Dr. Gilles.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar