Malas Minum? Dehidrasi, Lho!



Liburan selama hamil? Ayo saja! Tapi awas, jangan malas minum.

Cairan yang keluar dari tubuh, idealnya segera digantikan. Jika tidak, tubuh bukan hanya sekadar kekurangan cairan, tetapi juga mengganggu daya tahan tubuh.

Apa itu dehidrasi?
Kondisi tubuh yang kekurangan cairan, akibat cairan yang keluar lebih banyak dari yang masuk.

Bagaimana bisa terjadi?
Tubuh kita mengandung sekitar 60% cairan. Setiap hari, sekitar 1,7 liter cairan keluar dari tubuh melalui urin, sekitar 1 liter keluar melalui tinja, dan sekitar satu liter keluar melalui keringat dan pernapasan.

Cairan yang diharapkan masuk, baik melalui minuman maupun makanan berkuah, sekitar tiga liter per hari. Jika cairan yang keluar tidak diimbangi dengan cairan yang masuk, maka terjadilah dehidrasi.

Ibu hamil bisa dehidrasi?
Bisa. Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi.

Selain itu, selama hamil, kelenjar keringat bekerja lebih aktif, dan pembuluh darah pada kulit juga membesar, sehingga tubuh ibu hamil selalu banyak berkeringat. Lebih-lebih, bila ibu hamil yang bersangkutan banyak berkegiatan di luar ruangan (out door) dan sering terpapar terik matahari.

Masalahnya, seringkali ibu hamil enggan minum karena malas pipis. Padahal, dengan mengurangi jatah minum, tubuh jadi kekurangan cairan.

Berbahayakah?
Kalau tidak segera ditangani, ya bisa jadi bahaya. Secara umum, kekurangan cairan dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit tubuh (senyawa yang larutannya merupakan penghantar arus listrik dalam tubuh kita). Ini karena pengeluaran cairan tubuh disertai dengan pengeluaran garam dan mineral.

Awalnya, mungkin hanya dehidrasi ringan yang ditandai dengan rasa haus yang sangat, sehingga merangsang penderita untuk minum lebih banyak. Tapi kalau rasa haus ini diabaikan, dehidrasi akan bertambah berat. Tanda-tandanya, mata cekung dan kulit menjadi tidak elastis (bila dicubit, bekas cubitan tidak cepat kembali). Kalau kondisi ini tidak segera dipulihkan, kesadaran akan menurun, bahkan mengalami shock. Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian.

Akibat bagi janin?
Kalau tubuh ibu hamil kekurangan cairan, ia akan mengalami pengenceran darah (hemodilusi), yang membuat sirkulasi darah serta suplai oksigen ke plasenta dan janin terganggu. Selain itu, dehidrasi yang disebabkan diare, demam atau penguapan tubuh yang berlebihan, juga membuat mekanisme pertahanan tubuh jadi terganggu.

Bisakah dihindari?
Jaga jangan sampai tubuh kehausan serta jangan malas minum, apalagi dengan alasan malas pipis.

Minum sesuai kebutuhan (8-12 gelas/hari), atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali. Bentuknya bisa air putih, sari buah, jus atau buah-buahan serta sayuran berkuah. Namun, sebaiknya tidak terlalu banyak minum minuman bersoda, teh atau kopi, karena minuman ini mengandung kafein yang bersifat diuretik (meningkatkan frekuensi buang air kecil). Padahal, kalau terlalu sering buang air kecil, cairan tubuh makin banyak yang keluar ‘kan?

Selain itu, bila hendak beraktivitas di luar ruangan, gunakan pakaian yang menyerap keringat, misalnya dari katun. Pakaian yang menyerap keringat bisa membantu mengurangi penguapan tubuh.

Kalau sudah telanjur?
Sebaiknya ibu hamil diberi cairan berupa larutan garam elektrolit, misalnya oralit. Bila oralit tidak tersedia, dapat dipakai larutan gula dan garam yang dibuat sendiri. Tapi, bila tidak juga pulih, ibu hamil dehidrasi perlu diberi cairan melalui infus di rumah sakit.

Nia L.T

Konsultasi ilmiah: dr. Ali Sungkar, SpOG, POGI Jaya, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar