Oleh: POZ |
Angka masalah kesehatan yang disebabkan oleh bedah sesar adalah 60 persen lebih tinggi di antara perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi. Hal ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology edisi Agustus 2007.
Setelah menjalani kehaliran bedah sesar, Judette Louis, MD, dari Universitas Case Western Reserve di Cleveland, Ohio, AS dan rekannya melaporkan, perempuan HIV-positif cenderung lebih mengalami pembengkakan dinding rahim (endometritis), memerlukan transfusi darah, mengembangkan sepsis, dan diobati untuk pneumonia, serta juga risiko kematian yang sedikit lebih tinggi. Penelitian ini yang dilakukan sejak 1999 hingga 2002, melibatkan 378 perempuan HIV-positif dan 54.281 perempuan yang tidak terinfeksi.
Para peneliti berpendapat bahwa terapi antiretroviral (ART) saja mengurangi risiko penularan dari ibu-ke-bayi secara bermakna, berarti bahwa pada kebanyakan kasus bedah sesar tidak diperlukan. Pendoman pengobatan perinatal, yang diatur oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS menyetujuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar