Bayi dari Sperma Beku 21 Tahun



Rekor terlama penyimpanan sperma baru saja tercatat! Setelah disimpan 21 tahun, ternyata kualitas sperma tetap baik dan subur.

Para peneliti Inggris baru-baru ini melansir berita sukses, yaitu berhasil membuahi ovum dengan sperma yang telah disimpan beku selama 21 tahun.

Si ayah kanker testikular

Laporan ini pertama kali dipublikasikan oleh jurnal Human Reproduction edisi 25 Mei 2004. Ini menjadi bukti bahwa pembekuan semen ( semen cryopreservation ) dapat mempertahankan kualitas dan kemampuan sperma untuk membuahi ovum setelah disimpan lebih dari dua dekade.

Ayah si bayi harus menjalani prosedur sterilisasi akibat penyakit kanker testikular yang menimpanya saat berusia 17 tahun. Jadi, sebelum menjalani pengobatan, sperma ayah disimpan di bank sperma. Bayi laki-laki tersebut lahir dua tahun lalu, setelah ayah dan ibu – yang dirahasiakan identitasnya – memutuskan memiliki anak di tahun 1995. Tiga kali proses inseminasi ( in vitro fertilization ) gagal, hingga akhirnya proses keempat berhasil di tahun 2001. Tahun 2002, bayi lahir sehat dan selamat di St. Mary’s Hospital , Manchester , Inggris.

“Kami yakin, ini adalah masa penyimpanan sperma terlama yang pernah dilaporkan secara ilmiah,“ tegas Elizabeth Pease , seorang konsultan kesehatan reproduksi dari St. Mary’s Hospital . “Setelah disimpan selama 21 tahun, motilitas (daya gerak) sperma ternyata tetap tinggi. Dan, kualitas serta kemampuan untuk membuahi tidak menurun,” ungkap Greg Horne , ahli embriologi senior di rumah sakit yang sama.

Mempertahankan kualitas

Penyimpanan sperma dengan cara dibekukan ternyata tak menyebabkan kualitas sperma menurun. Terbukti, sperma si ayah tetap dapat membuahi ovum, dan bayi pun lahir sehat. Ini merupakan sebuah berita baik bagi para calon orang tua masa depan yang menjadikan anak sebagai prioritas utamanya, namun kesehatan reproduksi mereka terancam akibat gangguan kesehatan . Demikian pendapat Horne yang terlibat dalam studi ini.

Berdasarkan studi tersebut, juga studi lain tentang kanker testikular yang belum lama ini dilansir di Perancis, para peneliti meminta para dokter untuk memberi pasien pilihan. Terutama bagi penderita kanker testicular, agar menyimpan semen dan sperma di bank sebelum pengobatan dilakukan. Dengan demikian, penderita yang biasanya berusia antara 20 – 34 tahun, dapat tetap mempertahankan fertilitasnya di masa depan.

Tentu saja, temuan dan rekomendasi para peneliti kemudian menimbulkan pertanyaan baru dalam hal etika. Misalnya, segi hukum apabila si pemilik sperma sudah meninggal dan tak ingin menjual spermanya. Hingga kini, para ahli hukum di negara-negara maju memang masih bekerja keras menyusun aturan dan undang-undang mengenai hal ini.

Andi Maerzyda A. D. Th
Keterangan : Cryopreservation adalah penyimpanan sel atau jaringan melalui proses pembekuan dengan temperatur di bawah titik nol. Biasanya berkisar antara 80 - 196 derajat Celsius. Dengan kondisi seperti ini, reaksi biokimia yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan sel, dihambat atau dihentikan. ( ayahbunda-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar