Menjaga berat badan agar tidak kegemukan bukan hanya penting untuk menunjang penampilan tetapi juga dalam hal kesehatan.
Menurut penelitian yang di lakukan para ilmuwan di Amerika Serikat terbukti bahwa wanita yang obesitas lebih rentan terkena kanker ovarium ganas dan beresiko kematian.
Seperti sudah diketahui sebelumnya, obesitas memang meningkatkan resiko perkembangan beberapa jenis kanker, tetapi riset terbaru ini mengungkapkan bahwa jaringan lemak berpengaruh pada perkembangan tumor.
Para ilmuwan tersebut yakin kalau sel lemak yang menghasilkan hormon atau protein membuat kanker ovarium berkembang lebih pesat. Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kanker.
Tumor ganas
"ini adalah studi yang pertama kali mengidentifikasi berat badan sebagai faktor tersendiri yang membuat kanker ovarium menjadi ganas. Ada elemen tertentu dari jaringan lemak yang menyebabkan berkembangnya penyakit ini pada wanita obesitas," kata kepala penelitian, Dr. Andrew Li.
Penelitian ini didasarkan pada 216 wanita yang menderita kanker ovarium epithelial, jenis kanker ovarium yang paling banyak ditemui, atau sekitar 90 persen dari seluruh kasus.
Penelitian ini membandingkan 35 wanita yang obesitas dengan 108 wanita yang memiliki berat ideal untuk melihat adanya perbedaan yang signifikan dalam munculnya kanker.
Ternyata, obesitas berpengaruh dalam ketahanan tubuh. Mereka yang obesitas sel kankernya bisa timbul lagi setelah melakukan pengobatan dan beresiko pada kematian.
Menurut Dr.Li langkah selanjutnya setelah penelitian ini adalah menguji bagaimana lemak berpengaruh pada tumbuhnya tumor.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita. Biasa disebut pula sebagai silent killer karena pada fase awal tidak ada keluhan yang khas (asimptomatik) sehingga biasanya pasien baru datang pada stadium lanjut.
"Hasil penelitian tersebut terlalu sedikit menguji jumlah pasien sehingga dibutuhkan penelitan lanjutan untuk membuktikan kaitan antara obesitas dengan pertumbuhan sel kanker," kata Dr Laura-Jane Amstrong, dari Cancer Research, Inggris.
Sambil menunggu hasil penelitan lanjutan, tak ada salahnya kita menjaga berat badan untuk mengurangi resiko kanker. (An/BBC)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aborsi - Keguguran
Alat Bantu
ASI - menyusui
Berat badan
Cafein - Ngopi
Cara cepat hamil
Definisi
Dunia Janin
ektopik
Etopik
Gangguan Selama Kehamilan
hamil
Infeksi
Kecantikan - Perawatan diri
Kehamilan
Kehamilan - HIV
Kelelahan di awal kehamilan
Kemandulan
kembar
Kesehatan - Kehamilan
Keuangan
Komunikasi batin
Kontraksi
Kontrasepsi - spiral/IUD
Kontrasepsi - Suntik
Kontrasepsi - susuk
Libido - Seks
Makanan
Masa Subur
Meditasi-Yoga
Memilih jenis kelamin bayi
Menunda kehamilan
Meraih Kehamilan
Mind - Management
Mineral dalam kehamilan
Mitos dan Realitas
Mual - Nyeri - Muntah
Ngidam
obesitas
Olahraga - Senam - kehamilan
Operasi Caecar
Pasca Persalinan
Pengaturan kehamilan
Persalinan
persiapan kelahiran
Posisi Tidur
Premature
Puasa
Rahim - Uterus
Rokok thd kehamilan
Sakit Kepala
Serba-serbi Kehamilan
Sperma-Ovum
Suami SIAGA
Susu Formula
System KB
Tanda-tanda Kehamilan
Tentang Gigi
Tip dan trik
Usg
Usia Kehamilan
Vagina
Vasektomi
Virus kehamilan
Vitamin - Suplemen - Nutrisi
you should know and do
Tidak ada komentar:
Posting Komentar