Oleh: Reuters Health |
Untuk perempuan terinfeksi HIV yang hamil dan memakai terapi antiretroviral (ART), prognosis jangka menengah pascakelahiran adalah baik. Hal ini menurut laporan di Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes 1 Oktober 2006.
Para peneliti mengatakan, “Hasil kelompok pasien kami, yang mencerminkan kebiasaan yang terus berkembang dalam rangkaian klinis umum, memberi bukti pada dokter bahwa ibu dapat bertahan hidup sampai enam tahun pasca kehamilan”.
Beberapa penelitian sebelumnya pernah mengamati dampak kehamilan pada perempuan HIV, penulis menjelaskan, tetapi sedikit yang meneliti dampaknya untuk jangka waktu lebih panjang setelah menangani infeksi HIV selama kehamilan.
Dr. Fabiola Martin dari St. Mary’s NHS Trust, London, Inggris dan rekan melaporkan hasil penelitian prospektif yang terus berlanjut di berbagai pusat penelitian tentang hasil klinis dan tanggapan terhadap terapi pascakelahiran pada 311 perempuan terinfeksi HIV yang hamil dan melahirkan 343 bayi.
Tergantung pada jumlah CD4, perempuan tersebut menerima monoterapi AZT selama kehamilan, ART jangka pendek hanya selama kehamilan, atau ART selama dan setelah kehamilan.
Pemantauan diteruskan rata-rata 33 bulan kemudian. Secara keseluruhan, tim melaporkan bahwa peserta mengalami peningkatan jumlah rata-rata CD4 secara bermakna serta penurunan jumlah rata-rata viral load, dan 98 persen ibu bertahan hidup sampai dengan kunjungan terakhir, tanpa kejadian pengembangan menjadi AIDS.
Hasil penelitian menemukan, tiga dari 85 peserta memakai monoterapi AZT selama kehamilan, dua dari 154 melanjutkan ART setelah melahirkan, dan satu dari 71 yang menerima ART jangka pendek hingga persalinan berkembang menjadi CDC kategori C.
Menurut laporan, seorang ibu meninggal dunia (akibat toksisitas obat), dan enam mengembangkan penyakit yang mendefinisi AIDS (sama dengan 1 kasus per 141 orang-tahun), dengan tidak ada perbedaan secara bermakna di antara ketiga kelompok tersebut.
Kebanyakan peserta dari ketiga kelompok yang tetap memakai ART pada pemantauan terakhir mempunyai jumlah CD4 di atas 200 dan viral load tidak terdeteksi, menurut laporan penulis.
“Data ini dapat mendorong peningkatan keyakinan para perempuan terinfeksi HIV yang ingin mempunyai atau menambah jumlah anak, bahwa angka penularan HIV dari ibu ke bayi di bawah 1 persen dapat tercapai, dan bahwa dengan pemakaian ART jarang terjadi perkembangan menjadi AIDS terlepas dari jenis terapi yang diberikan selama kehamilan,” penulis menyimpulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar