Menyusui tidak dikaitkan dengan perkembangan HIV pada ibu

Oleh: David Douglas, Reuters Health

Sebuah perbandingan antara ibu yang memberi susu formula dan yang menyusui menunjukkan bahwa menyusui tidak memperburuk HIV pada perempuan yang memakai terapi jangka lama, menurut pendapat para peneliti AS dan Kenya.

“Dalam penelitian perempuan terinfeksi HIV yang terlibat dalam program perawatan HIV, kami menemukan bahwa menyusui tidak berisiko pada kesehatan ibu,” peneliti senior Dr. Grace C. John-Stewart mengatakan pada Reuters Health. “Kami tidak menemukan bukti adanya viral load atau angka kematian yang lebih tinggi di antara ibu menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui.”

Dalam Journal of Infectious Diseases edisi 15 Januari 2007, Dr. John-Stewart dari University of Washington, Seattle, AS dan rekannya melaporkan tentang penelitian mereka terhadap 296 perempuan yang dilibatkan selama hamil dan diberi AZT jangka pendek. Secara keseluruhan, 198 perempuan memutuskan untuk menyusui dan sisanya memberikan susu formula.

Tindak lanjut selama dua tahun menunjukkan bahwa terjadi penurunan CD4 yang lebih besar pada ibu menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui (7,2 banding 4,0 per bulan). Indeks massa tubuh (BMI) juga menurun lebih cepat pada ibu menyusui.

Tetapi, tidak ada perbedaan yang bermakna dalam viral load HIV atau tingkat kematian di antara kedua kelompok. Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini menunjukkan “dampak buruk yang terbatas pada ibu menyusui yang diberi pengobatan HIV jangka panjang.”

Dalam tajuk rencana bersama, Dr. Catherine M. Wilfert dari Duke University Medical Center, Durham, North Carolina, AS dan Dr. Mary Glenn Fowler dari Makerere University, Kampala, Uganda mencatat bahwa walaupun ada beberapa tanda pada awal yang bertentangan, namun kebanyakan bukti dari penelitian ini dan penelitian lain “menunjukkan bahwa menyusui tidak berbahaya bagi ibu yang terinfeksi HIV.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar