Oleh: Martha Kerr, Reuters Health |
Dibandingkan dengan tingkat kelahiran hidup pada ibu yang terinfeksi HIV sebelum terapi antiretroviral (ART) ditemukan tingkat kelahiran hidup di era ART meningkat sebanyak 150 persen. Hal ini dilaporkan oleh para peneliti Women’s Interagency HIV Study dalam American Journal of Obstetrics dan Gynecology edisi Juni 2007.
Pendaftaran untuk penelitian ini dimulai pada 1994-1995, sebelum era ART. Pendaftaran kedua dilakukan antara 2001 dan 2002, dalam era ART.
Ada 569 perempuan HIV-negatif dan 2.012 perempuan HIV-positif yang terlibat pada penelitian fase pertama, dan 405 perempuan HIV-negatif dan 476 perempuan HIV-positif terlibat pada era ART. Usia rata-rata pada kelompok pertama adalah 29 tahun dan usia rata-rata pada kelompok kedua adalah 33 tahun.
Tingkat kelahiran hidup pada era sebelum ART berkisar mulai 42,4 per 1.000 orang-tahun pada perempuan dengan jumlah CD4 di bawah 200 pada saat pendaftaran, hingga 70,2 per 1.000 orang-tahun pada perempuan dengan jumlah CD4 cell di atas 350.
Tingkat kelahiran hidup pada era ART adalah 198,5 per 1.000 orang-tahun for perempuan dengan jumlah CD4 di bawah 200, dan 142,6 per 1.000 orang-tahun pada perempuan dengan jumlah CD4 cell di atas 350.
“Kami menemukan bahwa tingkat kelahiran hidup pada perempuan yang tidak terinfeksi HIV relatif tetap konstan,” mulai 101,6 hingga 106,7 kelahiran hidup per 1.000 orang-tahun, pemimpin penelitian Dr. Anjali Sharma dari State University of New York Downstate Medical Center di Brooklyn, AS berkomentar pada saat wawancara dengan Reuters Health.
“Sulit untuk menentukan secara pasti alasan peningkatan jumlah kelahiran hidup ini” setelah era ART, Dr. Sharma melanjutkan. “Mungkin karena kesehatan ibu yang lebih baik, yang mengarah pada kesuburan yang membaik.”
“Atau mungkin pengetahuan perempuan tentang pengobatan yang tersedia untuk mencegah penularan HIV pada janin menjadikan kehamilan sebagai pilihan yang paling sering dilakukan, karena perempuan yang berhasil memakai rejimen ART cenderung tidak akan menularkan HIV ke janin,” para peneliti menduga, dengan catatan bahwa tingkat penularan HIV dari ibu-ke-bayi serendah 1%-2% kini dapat dicapai.
“Tambahan lagi, kelangsungan hidup ibu secara keseluruhan yang lebih baik mungkin adalah kunci utama,” Dr. Sharma menambahkan, “karena perempuan dengan HIV dapat berharap hidup untuk merawat anak-anaknya di era ART.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar