Oleh: Martha Kerr, Reuters Health |
Secara keseluruhan tingkat komplikasi adalah 60% lebih tinggi di antara perempuan yang terinfeksi HIV yang menjalani bedah sesar dibandingkan dengan sebayanya yang tidak yang terinfeksi HIV. Hal ini berdasarkan temuan dari sebuah penelitian oleh National Institutes of Health.
Peneliti utama Dr. Judette Louis dari Universitas Case Western Reserve di Cleveland, Ohio, AS dan rekan dari National Institutes of Child Health dan Human Development (NICHD) Maternal-Fetal Medicine Units Network, membandingkan dampak bedah sesar pada 378 perempuan yang terinfeksi HIV dan 54.281 perempuan tidak yang terinfeksi HIV.
“Pasien yang terinfeksi HIV lebih cenderung mengalami endometritis pascakelahiran (11,6% dibandingkan dengan 5,8%), membutuhkan transfusi darah pascakelahiran (4,0% dibandingkan dengan 2,0%), mengembangkan sepsis (1,1% dibandingkan dengan 0,2%), diobati terhadap pneumonia (1,3% dibandingkan dengan 0,3%), dan meninggal saat melahirkan (0,8% dibandingkan dengan 0,1%),” Dr. Louis dan rekan melaporkan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology edisi Agustus 2007.
Bahkan setelah menyesuaikan terhadap kemungkinan pembaur, termasuk tipe anestesis, jumlah kelahiran sesar sebelumnya, dan masa pecah ketuban, “pasien dengan infeksi HIV lebih cenderung mengalami satu atau lebih morbiditas pascakelahiran,” dengan rasio odds 1,6, para peneliti mengatakan.
“Walau kami juga menemukan peningkatan risiko kematian, tampaknya terkait dengan penyakitnya dan bukan semata-mata karena kelahiran sesar itu sendiri,” Dr. Louis berkomentar pada Reuters Health.
Ukuran kelompok dan rancangan berbagai pusat adalah kekuatan penelitian ini, tetapi “ketiadaan data sehubungan dengan terapi antiretroviral (ART) dan status kekebalan di antara perempuan yang terinfeksi HIV adalah kelemahan yang membatasi kemampuan generalisasi hasil penelitian kami ini,” Dr. Louis dan rekan mengingatkan.
“Namun demikian,” mereka mengatakan, “temuan kami adalah bermakna dan sesuai dengan penelitian yang diterbitkan di negara lain yang menunjukkan peningkatan angka kematian saat melahirkan dan risiko pascabedah terkait dengan kelahiran sesar pada pasien yang terinfeksi HIV.”
Para peneliti mencatat bahwa risiko morbiditas dan mortalitas dapat diminimalisasi dengan intervensi misalnya “menghindari kelahiran dengan bedah sesar pada pasien dengan viral load tidak terdeteksi, terapi antibiotik profilaktik secara lebih luas, atau menentukan dan memberi profilaksis pada individu dengan risiko lebih tinggi terhadap morbiditas infeksi.”
Pencegahan yang paling efektif, Dr. Louis mengatakan, “mungkin adalah penekanan virus secara optimal selama kehamilan dengan rejimen antiretroviral (ARV) yang tepat. Hal ini akan mencegah kebutuhan akan bedah sesar yang hanya berdasarkan viral load yang tinggi.”
“Tindakan tambahan lain adalah dengan memastikan bahwa pasien tersebut menerima dosis antibiotik profilaktik pada saat bedah sesar. Hal ini adalah satu tindakan yang selama ini terbukti menurunkan risiko morbiditas karena infeksi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar