Koinfeksi HIV dan HCV pada kehamilan

Oleh: aidsmeds.com

Ibu hamil yang koinfeksi HIV dan virus hepatitis C (HCV) lebih mungkin memiliki viral load HIV yang dapat terdeteksi walaupun mereka memakai terapi antiretroviral (ARV) dibandingkan ibu yang hanya terinfeksi HIV. Hasil penelitian ini yang memberi kesan bahwa ibu hamil yang hidup dengan HIV dan HCV harus diobati dan dipantau secara hati-hati, akan diterbitkan dalam jurnal HIV Medicine edisi mendatang.

Selain untuk melindungi kesehatan para ibu sendiri, ibu dengan viral load HIV terdeteksi sering didorong untuk memakai ART untuk mengurangi risiko menularkan virus kepada bayinya. Tetapi hanya ada sedikit data tentang kehamilan pada ibu yang koinfeksi HIV dengan baik HCV maupun virus hepatitis B (HBV).

Claire Thorne, MD, dari UCL Institute of Child Health at University College London, Inggris dan rekan meneliti rekam medis ibu hamil yang HIV-positif dalam European Collaborative Study (ECS) untuk menentukan peran koinfeksi tersebut pada kesehatan ibu selama masa kehamilan. Dari 1.050ibu HIV-positif dalam penelitian tersebut, 12% juga terinfeksi HCV dan 5% HBV-positif.

Tim Thorne menemukan bahwa ibu yang koinfeksi HIV dan HCV dua kali lebih mungkin memiliki viral load HIV yang terdeteksi selama tiga bula terakhir kehamilannya – yang meningkatkan risiko penularan HIV pada bayinya – dibandingkan dengan ibu yang hanya terinfeksi HIV. Lebih lanjut, tim Thorne menemukan peningkatan risiko viral load terdeteksi pada ibu yang koinfeksi, terlepas mereka memakai ART atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar